Rabu, 29 Juli 2015

Tintaku Pengalamanku

Semuanya berawal dari mimpi
diaplikasikan sebagai sebuah hobi
sehingga tidak menjadi beban dihati
 ...
awalnya ane liat kakat tingkat ane di SMA, kerenn bangeddt pokoknya..
padahal baru kelas XI tapi prestasinya udah setumpuk. Hemm bangga ane liatnya. 
dan disitulah awal ane menyukai kegiatan yang namanya menulis. Menulis apaan ? yaa apa ajalah yang bisa ditulis apalagi KTI. tapii bukan berarti tulisan lainnya gak penting yaa. Selain KTI ane juga suka bikin puisi sama cerpen, tapi yaa gak bagus2 amat sih hehe. Ane pernah ikut kompetisi Cerpen ama puisi, tapi gak pernah juara.. pernah sihh bikin puisi buat di ikutkan di artikel kampus dan itu satu2nya puisi ane yang perdana muncul dipermukaan.. wowww merasa bangga sendiri hihi
tapii diantara tulisan yang udah ane sebutin, ternyata ane lebih cocok di dunia KTI (Karya Tulis Ilmiah). 
Alhamdulillah banyak pengalaman yang ane dapet dari hasil menulis mulai dari SMA bahkan sampe sekarang, ane bisa jalan2, dapet uang, dapet temen baru, pengalaman baru dan lumayan nambah prestasi juga buat ngisi di Biodata. hehe :D
kalau gak percaya ane mau lampirkan buktinya nih :D (maaf ya bukan sombong) tp semoga jadi motivasi aja hehe
nah ini gambar pas ane lagi SMA
nah kalo yang ini pas lagi di Shampokong Semarang, pas udah kegiatan lomba di PIMNAS yang tuan rumahnya itu Universita DIPONEGORO. lumayan field trip gratis hehe
Nah kalo ini sertifikat dari lomba2 KTI yang pernah ane ikutin. yaa walaupun ada yang jadi peserta, ada yang sampe Finalis bahkan ada yang sampe JUARA., ane sangat bersyukur telah diberikan kemampuan oleh Allah SWT karena telah diberikan kesenangan dibidang ini. Alhamdulillah :)

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" (Pramoedya)

Arti Sebuah Tulisan

seberapa jauh sih pentingnya  arti sebuah tulisan? Kemudian kenapa dan buat apa kita menulis?
Tulisan adalah salah satu bentuk komunikasi antara manusia dengan lingkungan sekitar, bayangkan jika tidak ada tulisan? Manusia tidak akan mengenal pengetahuan, teknologi, pena, pensil, buku, tinta, sastra, dan yang paling terpenting manusia tidak akan mengenal tentang kehidupan seseorang, karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, ibaratnya membaca adalah dasar untuk menulis, dan tulisan adalah buah dari pola pikir manusia. Saat manusia hanya mengetahui tentang membaca dan tidak pernah mengenal tulisan, maka setelah membaca, manusia cenderung akan lupa, maka dari itu tulisan sangat diperlukan dalam kehidupan untuk membantu manusia mengingat kembali apa yang dibaca, seperti petuah ”ikatlah ilmu itu dengan tulisan”. Dengan membaca, manusia akan mengetahui pengetahuan yang baru, dan dengan tulisan, manusia akan mengerti tentang pengetahuan yang baru dia baca.

Sejauh Mana Cinta Kau Kejar ?

Ukhti, kenapa menangis ?”Nina sahabat sekamarku membelai jilbabku penuh tanya.
” Dia memutuskan hubungan ta’aruf nya dengan ku,karna merasa aku bukan yag terbaik buat dia.” Aku masih menangis tersedu.
” Ikhlaskan saja ukhti,insyaallah nanti akan datang ikhwan yang juga lebih baik dari dia” Nina mencoba memotivasiku.
” Sulit ukhti,aku sudah berharap besar padanya.”
“Aku tahu itu sulit,tapi bukan berarti ga bisa kan. Cinta mu sudah berselimut nafsu,makanya sulit untukmu melepasnya. Bila cintamu hanya bersandar padaNya,orang yang belum halal bagimu tak akan membuatmu bersedih belama-lama apalagi sampai putus asa. Apa ukhti tak yakin dengan janji Allah?? Dia bukan jodohmu, jangan sia-siakan air matamu demi cinta yang belum halal.”
Sahabatku Nina mencoba mengingatkan ku dan membuatku tersadar hanya cinta-Nya yang harus ku harapkan.

Kisah Uwais Al Qarni dan Baktinya pada Orang Tua

Kisah Uwais bin ‘Amir Al Qarni ini patut diambil faedah dan pelajaran. Terutama ia punya amalan mulia bakti pada orang tua sehingga banyak orang yang meminta doa kebaikan melalui perantaranya. Apalagi yang menyuruh orang-orang meminta doa ampunan darinya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah disampaikan oleh beliau jauh-jauh hari.

Mencari Cinta Sesungguhnya

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan manusia memiliki cinta. Dengan cinta, kehidupan terasa indah. Dengan cinta, ibadah dan muamalah semakin bermakna. Cinta memilki sejuta makna. Cinta tak peduli usia, waktu, maupun tempat. Dalam ibadah terdapat tiga rukun utama yaitu cinta, takut, dan harap. Bahkan makna ibadah menurut Syaikhul-Islam adalah sesuatu yang mencakup kesempurnaan cinta dan ketundukkan. Banyak umat Nabi Muhammad SAW yang mengaku cinta kepada Allah, namun banyak pula di antara mereka yang tidak merealisasikannya dengan benar. 

Godaan Terbesar Kaum Pria


Wanita itu godaan terbesar bagi pria. Benarkah?
Seandainya kita wanita tidak memiliki kecantikan, kedudukan, dan kesempatan seperti apa yang dimiliki Zulaikha. Akan tetapi kita(wanita) harus tahu barangkali tidak ada lelaki saat ini yang mampu menahan fitnah wanita seperti Yusuf.

Teladan Muslimah (Siti Maryam)

Maryam adalah wanita terbaik sepanjang masa. Wanita terbaik dalam kurun sejarah wanita, dari Hawa hingga kelak yang terakhir, entah siapa. Banyak kaum hawa mencari idola dan suri teladan. Namun mereka tidak tahu siapa kiranya yang pantas diteladani. Yang lain, ada yang punya idola, tapi terkadang hanya latah dan salah langkah. Apakah wanita muslimah tahu tentang Maryam? Tahukah wanita muslimah bahwa Allah telah memujinya sebagai wanita dalam peradaban manusia? Allah ﷻ berifman,
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS. Ali Imran: 42).

STOP Konsumsi Mie Instat !!


Mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai pilihan rasa).

Jangan Mencelup Teh Terlalu Lama !


Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh diakui berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Teh juga telah menjadi konsumsi bagi masyarakat sebagai minuman sehari - hari.

Beranda

Selamat Datang Di Blog Isad

Terimakasih untuk siapapun yang sudah mengunjungi blog saya :) .
Di sini, saya harapkan siapa saja bisa menemukan berbagai informasi yang dibutuhkan, terutama dibidang Agroindustri. Di blog ini juga saya tambahkan dengan berbagai kisah inspiratif, info-info dan pengalaman saya yang dirasa bermanfaat untuk di share.
Awalnya blog ini dibuat hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran, namun mengisi blog ternyata menyenangkan terutama ketika mengisi waktu luang.


Selamat membaca dan menimba informasi dari blog ini…
Semoga Bermanfaat :)

Tentang


Bismillahirrahmanirrahiim…
Assalaamu’alaikum. Wr. Wb…
Hai men-temen,kenalin ane Isad alias Iis Sa'diyah, ane adalah mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan , FPTK - UPI. tau UPI kan ?? tau lahh Indonesian University of Education (UPI) yang lokasinya Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung-Jawa Barat.

Selasa, 28 Juli 2015

Yoghurtt Jagung


Yoghurt Jagung
Pada pembuatan yoghurt jagung dilakukan prinsip menggunakan metode fermentasi dengan bantuan dua jenis bakteri menguntungkan, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Pembuatan yoghurt ini dilakukan melalui 2 tahap penelitian yaitu tahap pendahuluan dan tahap utama.

KARAKTERISASI TEPUNG SEREALIA & LEGUM



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah, semua jenis tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia salah satunya berbagai macam sayuran, buah-buahan, umbi-umbian dan berbagai macam kacang-kacangan serta serealia yang dengan mudah dapat tumbuh diindonesia.
Serealia merupakan jenis padi-padian yang berasal dari family Graminae yang kaya akan karbohidrat. Tanaman ini juga ditanam untuk dipanen bijinya saja. Serealia yang umumnya familiar di masyarakat adalah padi, jagung dan berbagai jenis gandum. Legume merupakan tanaman yang mengandung kadar protein yang tinggi setara dengan protein pada daging hewan. Legume termasuk kedalam family Spermatophyta yang banyak di temukan diindonesia. Selain serealia dan legume Indonesia juga kaya akan kacang-kacangan diantaranya kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah  dan lain-lain. Namun diindonesia pemanfaatan belum optimal. Masyarakat biasanya hanya mengolah serealia, legume dan kacang secara sederhana. Padahal banyak sekali potensi yang dapat di kembangkan dari produk serealia, legume dan kacang-kacangan salah satunya dapat diolah menjadi tepung serealia atau tepung kacang yang nantinya dapat mempermudah pengolahan berbagai jenis makanan yang dapat dibuat dari tepung serta dapat juga dijadikan sebagai pengganti tepung beras.
Pada praktikum ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tepung serealia dan legume yang didalamnya membahas pembuatan tepung kedelai dan tepung kacang hijau selain itu juga dilakukan pengamatan karakteristik sensori, fisik, tepung terigu (gluten), tepung beras, tepung kedelai dan tepung kacang hijau.

1.2  Tujuan Praktikum
·      Memahami prinsip pembuatan tepung legum dan mampu menerapkan prosedur pembuatan tepung legume.
·      Dapat mengidentifikasi tahap penting yang memerlukan pengendalian untuk memperoleh produk berkualitas.
·      Dapat mengidentifikasi karakteristik sensori, fisik tepung serealia dan legume.
·      Memahami kaitan sifat-sifat sensori dan fisik tepung serealia dan legume dengan pemanfaatannya pada pengolahan produk.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Kedelai
Serealia adalah biji-bijian yang diperoleh dari tanaman padi-padian atau rumput-rumputan(Gramineae) Serealia yang banyak ditanam di seluruh dunia adalah gandum, beras, jagung, jewawut, jali, oat dan barley.
Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dengan nilai gizi yang tinggi (20 – 25 g/100 g), vitamin B (thiamin, riboflavin, niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan lain-lain), dan serat. (J.Dostalova, 2009). Nilai dan mutu gizi kacang kacangnya menjadi lebih baik setelah dikecambahkan.
Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan. Meski bukan tanaman asli Indonesia, kedelai telah banyak dibudidayakan di Indonesia, Kedelai mengandung protein, zat besi, kalsium, vitamin A, B, B1 , B2, yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis kacang lainnya, juga B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Kandungan lesitin pada kedelai, yang mengandung lemak tak jenuh linoleat, oleat dan arakhidonat yang berfungsi sebagai lipotropikum yaitu zat yang mencegah penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh sedangkan kandungan serat kedelai yang sangat tinggi dapat membantu merangsang metabolisme dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zat lain yang terkandung dalam kedelai adalah genistein, daidzein, dan glycitein yang termasuk isoflavon yaitu senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor (Thomas, 1992).

2.1.1  Hasil Olahan Kedelai
Produk olahan kedelai dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu makanan non fermentasi dan terfermentasi. Makanan non fermentasi dapat berupa hasil pengolahan tradisional dan modern. Produk fermentasi hasil industri tradisional yang populer adalah tempe, kecap dan tauco, sedangkan produk non fermentasi hasil industri tradisional adalah tahu dan kembang tahu.
Produk-produk hasil olahan industri moderen sebagian besar terdiri atas produk non fermentasi. Misalnya minyak kedelai dan hasil olahannya, tepung kedelai, serta konsentrat dan isolat protein kedelai. Protein kedelai juga dapat diolah menjadi daging tiruan atau daging sintetik (TVP/Texturized Vegetable Protein). Umumnya produk-produk tersebut bukan merupakan produk jadi siap dimasak atau dikonsumsi, tetapi digunakan sebagai bahan dasar atau industri lainnya. Misalnya digunakan sebagai bahan penolong dalam formulasi suatu bentuk makanan seperti roti, kue kering, cake, sup, sosis, hamburger, meat loaves, donat, margarin, shortening, minyak salad, bumbu - bumbu dan sebagainya. Sedangkan produk fermentasi hasil pengolahan industri modern diantaranya adalah yoghurt kedelai (soyghurt) dan keju kedelai (soy cheese).

2.1.2 Kandungan Gizi Kedelai
Biji kedelai terdiri dari 7,3 persen kulit, 90,3 persen kotiledon (isi atau "daging" kedelai) dan 2,4 persen hipokotil. Kedelai mengandung protein rata-rata 35 persen, bahkan dalam varietas unggul kandungan proteinnya dapat mencapai 40 - 44 persen. Protein kedelai sebagian besar (85 - 95 persen) terdiri dari globulin dan dibandingkan dengan kacang-kacangan lain, susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang.
Kedelai mengandung sekitar 18 - 20 persen lemak dan 25 persen dari jumlah tersebut terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang bebas kolesterol. Disamping itu di dalam lemak kedelai terkandung beberapa posfolipida penting yaitu lesitin, sepalin dan lipositol.
Kedelai mengandung karbohidrat sekitar 35 persen, dari kandungan karbohidrat tersebut hanya 12 - 14 persen saja yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidrat pada kedelai terdiri atas golongan oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air. Sedangkan golongan polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air dan alkohol.
Secara umum kedelai merupakan sumber vitamin B, karena kandungan vitamin B1, B2, niasin, piridoksin dan golongan vitamin B lainya banyak terdapat di dalamnya. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K.
Kedelai banyak mengandung kalsium dan fosfor, sedangkan besi terdapat dalam jumlah relatif sedikit. Mineral-mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit (kurang dari 0,003 persen) yaitu boron, magnesium, berilium dan seng.
Kulit kedelai mengandung 87 serat makanan (dietary fiber), 40 - 53 persen selulosa kasar, 14 - 33 persen hemiselulosa kasar dan 1 - 3 persen serat kasar. Serat kedelai adalah bukan kulit atau sekam kedelai, tetapi produk kedelai yang tidak berbau, tawar dan bentuknya dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaanya, yang terutama sebagai sumber serat makanan. Efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada manusia telah banyak diteliti. Hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Menurunkan kolesterol pada penderita hiperkolesterolamia, (2). Memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia dan diabetes, (3). Meningkatkan volume tinja, sehingga mempercepat waktu transit makanan (waktu yang diperlukan sejak dimakan sampai dikeluarkan berupa tinja), dan (4). Tidak berakibat negatif terhadap retensi mineral (penyerapan mineral).

2.2. Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Dalam dunia tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi                : Spermatophyta
Sub divisi         : Angiospermae
Kelas                : Dicotyledone
Ordo                 : Rosales
Family              : Leguminosae (Fabaceae)
Genus               : Vigna
Spesies             : Vigna radiate atau Phaseolus radiates
(Sumber : Purwono. 2012 : 12)







Gambar 1. Tanaman kacang hijau
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10%), kotiledon (88%) dan lembaga (2%). Pada bagian kulit biji kacang hijau mengandung mineral antara lain fosfor (P), kalsium (Ca), dan besi (Fe). Kotiledon banyak mengandung pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan sumber protein dan lemak. Dalam perdagangan di Indonesia hanya dikenal dua macam mutu, yaitu kacang hijau biji besar dan biji kecil. Kacang hijau biji besar digunakan untuk bubur dan tepung, sedangkan yang berbiji kecil digunakan untuk pembuatan taoge.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung pati biji kacang hijau disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.




Gambar 2. Biji kacang
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22% dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan.

2.2.1  Kandungan gizi kacang hijau
Nilai Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 g, kacang hijau, biji matang, mentah dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kandungan Gizi Kacang Hijau dan Gandum per 100 gr Bahan.
Kandungan Gizi
Kacang Hijau
Gandum
Kalori (kal)
323
327
Protein (g)
22
12,61
Lemak (g)
1,5
1,54
Karbohidrat (g)
56,8
71,18
Kalsium (mg)
223
29
Zat besi (mg)
7,5
3,19
Fosfor (mg)
319
228
Vitamin A (SI)
157
0
Vitamin B1 (mg)
0,46
0,38
Vitamin C ( mg)
10
0
Air (g)
15,5
13,1
Sumber : Retnaningsih, et al (2008)

Tabel 2. Perbandingan antara Kadar Protein Kacang Hijau dengan beberapa bahan makanan lain.
Bahan Makanan

Protein (% Berat)
Susu skim kering

36,00
Kedelai

35,00
Kacang hijau

22,00
Daging

19,00
Ikan segar

17,00
Telur ayam

13,00
Jagung

9,20
Beras

6,80
Tepung singkong

1,10
Sumber : Purwono (2012 : 10)


2.2.2  Tepung Kacang Hijau
Dalam pembuatan produk cake kacang hijau ini, sebelumnya kacang hijau dijadikan tepung terlebih dahulu. Kacang hijau yang dipilih adalah kacang hijau yang berkualitas bagus, dengan klasifikasi butiran utuh, tidakapek  maupun  berulat  dan  masih  fresh.  Kemudian  dilakukan  proses pengupasan sebelum dilakukan proses penepungan. Namun saat ini di pasaran sudah banyak dijumpai kacang hijau yang sudah mengalami pengupasan. Kemudian dalam proses penepungan, kacang hijau digiling sampai halus dan dari hasil gilingan tersebut kemudian diayak untuk mendapatkan tekstur tepung yang baik.
Tepung kacang hijau menurut SNI 01-3728-1995 adalah bahan makanan yang diperoleh dari biji tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L) yang sudah dihilangkan kulit arinya dan diolah menjadi tepung. Berikut ini syarat mutu standar tepung kacang hijau yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat mutu tepung kacang hijau (SNI 01-3728-1995)
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
1.
Keadaan : Bau, rasa, warna
-
Normal
2.
Benda-benda asing, serangga
-
Tidak boleh ada

dalam bentuk stadia dan



polong-polongan, jenis pati



lain selain pati kacang hijau


3.
Kehalusan :



Lolos ayakan 60 mesh
% b/b
Min. 95

Lolos ayakan 60 mesh
% b/b
100
4.
Air
% b/b
Maks. 10
5.
Serat kasar
% b/b
Maks. 3.0
6.
Derajat asam
Ml N. ml N
Maks. 2.0

Tepung yang halus digunakan sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan Brownies Roll Cake, Pound Cup Cake dan Fruit Cake.
Proses pembuatan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini :





Gambar 3. Kacang hijau tanpa kulit - Tepung kacang hijau



2.3 Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue kering, biskuit, mi, cake, roti, dan lain-lain. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis, trigo, yang berarti “gandum”. Tepung terigu mengandung banyak zat pati yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Salam, dkk., 2012).

2.4 Tepung Beras
Beras merupakan bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, beras dapat digantikan/disubsitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat mudah digantikan oleh bahan makanan lainnya (Suparyono dan Agus, 1993). Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok  terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai  macam makanan. Dalam industri pangan, beras diolah menjadi tepung  beras.
Dalam tepung beras (yang dibuat dari biji beras tanpa kulit) mengandung protein yang jauh lebih sedikit daripada tepung terigu, misalnya pati yang terdapat di beras(dan tepungnya) justru lebih sederhana lagi. Pati adalah rangkaian gula(tech speaks glucose) yang sambung-menyambung menjadi sebuah rantai(Anonim 2008). Tepung terigu banyak mengndung zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu banyak mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yng terbuat dari bahan terigu (Anonim 2008).
Proses pengolahan tepung beras sangatlah mudah, beras ditampi atau diayak  untuk menghilangkan kotoran seperti kerikil dan gabah. Beras dapat dicuci terlebih  dahulu sampai bersih, setelah itu ditiriskan dan dikeringkan sehingga menghasilkan  beras yang lembab. Selanjutnya beras lembab ini, digiling sampai halus dengan menggunakan  penggiling hammer mill yang berpenyaring 80 mesh. Beras lembab ini lebih mudah  dihaluskan sehingga penggilingannya lebih cepat dan hemat energi. Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur atau dikeringkan sampai kadar air dibawah 14%.
2.5 Pengujian tepung
Pengujian tepung yang banyak mengandung karbohidrat dan protein ini tentu memiliki amilum yang terdapat di dalam butir beras berbentuk biji yang mempunyai struktur tertentu. Di bawah mikroskop dapat diketahui biji amilum dari berbagai jenis biji-bijian, misalnya butir amilum dari beras, dari terigu, dari jagung, dan sebagainya. Pengenalan bentuk bijih amilum ini dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah suatu tepung murni ataukah dicampur, misalnya dengan maksud pemalsuan. Buti-butir kristal amilum di dalam endosperm bercampur dengan kristal protein. Kristal-kristal protein lebih banyak terdapat di dalam sel-sel lapisan luar dari biji dan semakin ke arah dalam biji amilum semakin banyak dibandingkan dengan kristal protein (Sedioetama, 2004).
Pengolahan dapat menghasilkan produk pangan dengan sifat-sifat yang diinginkan yaitu aman, bergizi dan dapat diterima dengan baik secara sensori. Pengolahan juga dapat menimbulkan hal yang sebaliknya yaitu menghasilkan senyawa toksik sehingga produk menjadi kurang atau tidak aman, kehilangan zat-zat gizi dan perubahan sifat sensori ke arah yang kurang disukai dan kurang diterima seperti perubahan warna, bau dan rasa.












BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
1.      Waktu             : Rabu, 18 Februari 2015
Tempat            : Laboraturium Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI
2.      Waktu             : Rabu, 25 Februari 2015
Tempat            : Laboraturium Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum karakterisasi tepung serealia dan legum yaitu kacang kedelai, tepung terigu cakra kembar, tepung beras, larutan NaCl 1%, larutan heksan, baskom, naraca, grinder, ayakan, oven, panci, dandang/steamer, noodle maker, serbet, dan gelas ukur.

3.3 Prosedur Kerja
A.      Pembuatan Tepung Kedelai
1.      Tepung Kedelai
a.       Menyiapkan 1 kg kacang kedelai dan melakukan sortasi.
b.      Merendam dalam air dengan perbandingan 3:1 selama 8-16 jam.
c.       Mem-boilling (merebus) kedelai (dalam air terendam ± 300 ml air) selama 20 menit.
d.      Meniriskan dan memisahkan kulit dari biji kedelainya, lalu menghitung berat kedelai tanpa kulit.
e.       Mengeringkannya dalam oven pada suhu 60o C selama 20-24 jam.
f.       Menggiling kedelai kering menjadi tepung dengan menggunakan grinder.
g.      Mengayaknya menggunakan ayakan thyller dengan ukuran 60-80 mesh.
h.      Menghitung rendemennya dalam satuan %.
i.        Mengemas tepung kedelai dalam wadah tertutup.
2.      Tepung Kacang Hijau
a.       Menyiapkan 1 kg kacang hijau dan melakukan sortasi.
b.      Merendamnya dalam air dengan perbandingan 3:1 selama 8-12 jam.
c.       Mengukus kacang hijau selama 30 menit.
d.      Meniriskan dan memisahkan kulit dari biji kacang hijau, lalu menghitung berat biji tanpa kulit.
e.       Mengeringkan kacang tersebut dalam oven pada suhu 60o C selama 20-24 jam.
f.       Menggiling kacang hijau kering menjadi tepung dengan menggunakan grinder.
g.      Mengayak menggunakan ayakan thyller dengan ukuran 60-80 mesh.
h.      Menghitung persentase rendemennya dalam satuan %.
i.        Mengemas tepung kacang hijau yang telah jadi dalam wadah tertutup.
B.       Pengamatan Karakteristik Sensori dan Fisik Tepung Serealia dan Legum
1.      Pengamatan Karakteristik Tepung Terigu
a.       Densitas Kamba (Bulk Density).
1)      Menimbang beaker glass 50 ml dalam keadaan kosong.
2)      Memasukkan sampel (tepung terigu) kedalam beaker glass 50 ml.
3)      Menimbang kembali beaker glass kemudian menghitung berat sampel (tepung terigu).
4)      Menghitung densitas kamba tepung terigu dalam satuan gram per ml.
b.      Uji Kapasitas Terigu dalam Menyerap Air
1)      Menimbang sebanyak 25 gram tepung terigu dan menempatkannya dalam mangkok.
2)      Memasukkan air sebanyak 10-20 ml ke dalam buret.
3)      Menambahkan air ke dalam tepung terigu melalui buret sedikit demi sedikit sambil terus diuleni hingga terbentuk adonan yang tidak lengket di tangan (kalis).
4)      Mencatat jumlah air yang diperlukan. Dan menghitung kapasitas penyerapan air dalam satuan %.
c.       Uji Gluten
1)      Menimbang tepung terigu sebanyak 10 gram.
2)      Menambahkan 5-6 ml larutan NaCl 1 %.
3)      Menguleninya sampai membentuk adonan yang kalis dan elastis, kemudian membentuk adonan menjadi bola.
4)      Merendam adonan tersebut dalam air selama 10 menit.
5)      Mencucinya dengan air mengalir sampai air cucian jernih.
6)      Menimbang sisa adonan sebagai gluten basah.
7)      Menghitung persentase gluten basah terhadap berat sampel (tepung terigu) awal.
d.      Uji Bleaching
1)      Melarutkan tepung terigu sebanyak 15 gram dalam 50 ml larutan heksan.
2)      Mengendapkan larutan tersebut kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.
2.      Pengamatan Karakteristik Tepung Beras
a.       Densitas Kamba (Bulk Density)
1)      Menimbang beaker glass 50 ml dalam keadaan kosong.
2)      Memasukkan sampel (tepung beras) ke dalam beaker glass 50 ml.
3)      Menimbang kembali beaker glass kemudian menghitung berat sampel (tepung beras).
4)      Menghitung densitas kamba tepung beras dalam satuan gram per ml.
b.      Uji Bleaching
1)      Melarutkan tepung beras sebanyak 15 gram dalam 50 ml larutan heksan.
2)      Mengendapkan larutan tersebut kemudian mengamati perubahan warna supernatannya.
3.      Pengamatan Karakteristik Tepung Kacang Hijau Dan Tepung Kedelai
a.       Densitas Kamba (Bulk Density)
1)      Menimbang beaker glass 50 ml dalam keadaan kosong.
2)      Memasukkan sampel (tepung kacang hijau dan tepung kedelai) kedalam beaker glass 50 ml.
3)      Menimbang kembali beaker glass kemudian menghitung berat sampel (tepung kacang hijau dan tepung kedelai).
4)      Menghitung densitas kamba sampel (tepung kacang hijau dan tepung kedelai) dalam satuan gram per ml.
b.      Bentuk dan Ukuran Granula Pati
1)      Menambahkan sejumlah sampel (tepung kacang hijau dan tepung kedelai) dengan aquades, kemudian teteskan dalam gelas objek dan tutup dengan kaca penutup.
2)      Mengamati sampel di bawah lensa mikroskop, lalu menghubungkannya dengan kamera/ laptop sehingga diperoleh gambar granula pati.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Karateristik
Satuan
Tepung Terigu
Tepung Beras
Tepung Kedelai
Tepung Kacang Hijau
Rendemen
(%)


66.57
78,57
Kehalusan
(mesh)


60
60
Warna

Putih pucat
Putih
Kuning Keputihan
Krem
Aroma

+++
++++
++++
+++
Kadar Gluten
(%)
40



Daya Serap Air
(%)
42.8



Uji Bleaching

Kuning
(tidak bleching)
Tidak berwarna (bleching)


Densitas Kamba
(g/ml)
0.56
0.46
0.48
 0.7
Bentuk dan Ukuran Granula Pati





4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, kami dilakukan pembuatan tepung dari legum. Legum yang dipakai yaitu kacang hijau dan kacang kedelai.
Legum adalah salah satu dari ribuan spesies tanaman dalam keluarga kacang-kacangan, yaitu famili Leguminosae. Kacang-kacangan tersebut memiliki polong berbentuk cangkang, yang ketika matang, polong tersebut terbagi menjadi dua belah.
Menurut Djoni Wibowo (2012), “Tepung merupakan partikel padat yang berbentuk butiran halus bahkan sangat halus tergantung pada pemakaiannya.
Pembuatan tepung kacang hijau ataupun kacang kedelai diawali dengan perendaman, perebusan, pengeringan, penggilingan, pengayakan dan pengemasan. Perendaman dan perebusan bertujuan untuk mempermudah pelepasan kulit kacang serta mencegah tumbuhnya bakteri yang akan mempercepat pembusukan. Pengeringan bertujuan untuk mempermudah proses pengglingan bahan. Penggilingan bertujuan untuk menghaluskan bahan menjadi butiran halus dan pengayakan untuk memisahkan ampas dan tepung sehingga diperoleh tepung yang benar-benar halus. Setelah diperoleh tepung yang halus, selanjutnya dilakukan beberapa pengujian karakteristik sensori dan fisik tepung, diantaranya yaitu :
1.        Rendemen
Rendemen merupakan persentasi berat tepung yang dihasilkan dari berat bahan yang digunakan. Rendemen ini dihasilkan karena hilangnya berat pada tahap pengolahan dalam pembuatan suatu tepung.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan, diketahui berat rendemen tepung yang dihasilkan dari kacang kedelai yaitu sebesar 66.57% sedangkan berat rendemen tepung yang dihasilkan dari kacang hijau sebesar 78.57 %. Dapat terlihat, rendemen yang dihasilkan dari tepung kacang hijau lebih besar dibandingkan dengan tepung kedelai. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pembuatan kacang hijau menjadi tepung tidak dilakukan pengupasan terhadap bijinya.
Faktor yang mempengaruhi besarnya rendemen tepung adalah banyaknya kandungan air yang terkandung dalam bahan baku pada saat perebusan dapat meningkatkan kandungan air sehingga berpengaruh terhadap rendemen, mutu bahan baku (kondisi tanaman, umur panen), penanganan pascapanen (pengeringan dan penyimpanan) dan proses ekstraksi (perajangan, perbandingan bahan-air-abu,  lama perebusan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan). Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut yaitu bahan baku yang tidak sesuai dengan standar operating procedure proses penggilingan yang tidak ditangani dengan baik sehingga mengakibatkan kehilangan beberapa butir tepung selama pengolahan.
2.        Kehalusan
Kehalusan tepung kacang kedelai dan kacang hijau hampir sama, karena proses pengayakan tepung menggunakan ukuran 60 mesh.
3.        Warna
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat warna tepung terigu yaitu putih tulang, tepung beras berwarna putih, tepung kedelai berwarna kuning kusam, dan tepung kacang hijau berwarna krem. Warna tepung yang dihasilkan tergantung dari pigmen bahan baku awal ketika  dijadikan tepung.
4.        Aroma
Aroma sangat penting dalam menentukan sifat organoleptik yang merupakan salah satu atribut mutu bahan pangan dan menentukan pasar suatu produk. Berdasarkan hasil praktikum, aroma yang dihasilkan dari dari tepung kacang kedelai dan tepung kacang hijau memiliki aroma yang lebih khas jika dibandingkan dengan tepung beras dan tepung tergiu. Aroma tersebut dapat dihasilkan dari bahan baku tepung itu sendiri, yaitu terbentuknya aroma kacang karena adanya zat-zat penghasil aroma yang dapat menguap seperti senyawa-senyawa volatil, juga senyawa-senyawa yang sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Selain itu, aroma tersebut dapat terbentuk pula akibat aktifitas enzim lipoksidase yang terkandung dalam kacang yang dapat mengoksidasi lipid menjadi senyawa yang menyebabkan bau langu.
5.        Kadar gluten
Berdasarkan hasil praktikum, kadar gluten yang dihasilkan dari tepung terigu yaitu sebesar 40%.
Gluten merupakan protein lengket dan elastis yang terkandung di dalam beberapa jenis serealia, terutama gandum yang merupakan bahan utama dalam pembuatan tepung terigu, jewawut/millet, rye, dan sedikit dalam oats, sedangkan beras dan jagung tidak mengandung gluten. Gluten bersifat elastis dan kenyal sehingga digunakan sebagai kerangka adonan. Sifat viskoelastik unik gluten dari gandum timbul dari konstituen proteinnya , yaitu , glutenin sebesar 35-40% dan gliadin sebesar 20-25% (Fennema, 1996).
Gluten memiliki sifat penting ketika ditambah air dan dengan kerja mekanik akan membentuk adonan elastis. Hal ini dibentuk oleh ikatan antar molekul protein. Ikatan tiga dimensi akan menghasilkan adonan yang kuat. Semakin lama adonan diaduk, semakin banyak ikatan yang terbentuk. Dengan alasan inilah mengapa adonan diremas-remas jika menginginkan struktur yang kuat. Namun bagaimanapun juga lapisan gluten dapat pecah karena gerakan mekanik yang berlebihan seperti pengadukan atau peremasan yang berlebihan. Karakter dari adonan tergantung dari jenis tepung yang digunakan. Tepung rendah protein mengandung gluten yang rendah dan lapisannya mudah sobek (Potter & Hotchkiss, 1995).
Pada saat pengujian gluten, dilakukan penambahan NaCl. Penambahan NaCl tersebut akan menghasilkan adonan yang memiliki partikel renggang sehingga bagian dalam adonan kosong. Sedangkan gluten dengan air akan menghasilkan adonan yang padat karena gluten tidak larut air.
Jumlah gluten yang didapat tergantung dari jumlah protein yang terkandung dalam tepung. Semakin tinggi kandungan protein, semakin tinggi gluten yang didapat (Rustandi, 2012)
6.        Daya serap air
Pengujian daya serap air pada praktikum ini hanya dilakukan terhadap tepung terigu. Pengujian daya serap air ini sangat diperlukan untuk mengetahui formula yang baik dalam membuat adonan. Penetapan daya serap air sekitar 60% dianggap baik. Semakin rendah daya serap air terigu maka semakin rendah mutu terigu tersebutt (Muchtadi, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan diperoleh daya serap air tepung terigu sebesar 42,8%.  Dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan litelatur yang sudah ada. Hal ini dapat terjadi karena pada saat titrasi, air yang digunakan melebihi air yang digunakan sehingga mempengaruhi daya serap air pada tepung terigu.
Menurut Alam dan Nurhaeni (2008), tingkat penyerapan air ada tepung tergantung pada kandungan amilosa. Makin tinggi kandungan amilosa, kemampuan pati untuk menyerap air dan mengembang menjadi lebih besar karena amilosa mempunyai kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang lebih besar daripada amilopektin. Amilosa termasuk senyawa yang bersifat polar, oleh karena itu makin tinggi kadar amilosa pati kelarutannya dalam air juga meningkat.
7.        Pemutihan (Bleaching)
Pengujian bleaching, dilakukan terhadap tepung terigu dan tepung beras. Pengujian bleaching dilakuakn untuk mengetahui apakah tepung tersebut sudah dibleaching terlebih dahulu atau belum.
Menurut Buckle (1985) tepung terigu biasanya berwarna krem. Namur karena konsumen kurang menyukainya, sehingga untuk memperoleh tepung terigu yang berwarna putih maka dilakukan bleaching. Proses bleaching ini berhubungan dengan oksidasi karoten yaitu pigmen yang terdapat pada tepung terigu. Tepung terigu yang dibleaching tidak menghasilkan warna pada cairan supernatannya. Sebelumnya tepung terigu tersebut ditambahkan petroleum ether dan diendapkan. Penambahan petroleum ether pada percobaan ini dimaksudkan untuk melarutkan pigmen yang terdapat pada tepung terigu yaitu karoten.
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh warna kuning pada tepung terigu, sedangkan pada tepung beras tidak berwarna. Adanya warna kuning tersebut menunjukkan bahwa tepung tersebut tidak dibleaching karena masih terdapat karoten pada tepung. Sedangkan pada tepung beras dihasilkan cairan supernatan yang berwarna putih. Ini berarti tepung beras sudah dibleaching atau dipucatkan karena betakaroten yang merupakan zat warna alami yang terdapat pada tepung sudah dioksidasi atau sudah hilang.


8.        Densitas kamba
Densitas kamba adalah perbandingan berat bahan dengan volume air pada wadah yang menempatinya. Densitas kamba dinyatakan dalam g/mL (Muchtadi,2010). Densitas Kamba dapat diukur dengan menimbang bahan yang menempati wadah literan sesuai dengan volume.
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh densitas kamba terbesar terdapat pada tepung kacang hijau yaitu sebesar 0,7 g/mL. Sedangkan untuk tepung terigu sebesar 0,56 g/mL, tepung beras 0,46 g/mL dan tepung kedelai 0,48 g/mL.
Densitas kamba yang tinggi menunjukkan bahwa tepung yang dihasilkan lebih ringkas (non voluminous), artinya dalam volume tertentu yang sama, produk tersedia dalam berat yang lebih banyak. Bahan pangan yang memiliki densitas kamba tinggi menunjukkan kepadatan gizi yang tinggi juga. Menurut Panggabean (2004), makanan dengan densitas kambayang tinggi menunjukkan kepadatan produk ruang yang kecil.
9.        Granula pati

Granula pati tepung kacang kedelai

Granula pati tepung kacang hijau

Pengamatan pada granula pati, hanya dilakukan pada tepung kacang kedelai dan tepung kacang hijau. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat jenis granula pati berbeda dari setiap bahan. Bentuk granula pati pada tepung kacang kedelai yaitu bulat agak lonjong, sedangkan granula pati pada tepung kacang hijau yaitu berbentuk bulat .
Pati merupakan sumber utama penghasil energi pada bahan pangan begitupun pada kacang-kacangan. Pati ini terdapat dalam granula pati. Granula pati memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung dari sumber pati (Koswara, 2006).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan karakterisasi tepung serealia dan legum, maka dapat disimpulkan :
1.      Pembuatan tepung kacang hijau ataupun kacang kedelai diawali dengan perendaman, perebusan, pengeringan, penggilingan, pengayakan dan pengemasan.
2.      Berat rendemen tepung terbesar terdapat pada tepung kacang hijau yaitu sebesar 78.57 %.
3.      Kehalusan tepung kacang kedelai dan kacang hijau hampir yaitu berukuran 60 mesh.
4.      Warna tepung yang dihasilkan tergantung dari pigmen bahan baku awal ketika  dijadikan tepung.
5.      Aroma khas dimiliki oleh tepung kacang hijau dan kacang kedelai yang terbentuk terbentuk karena adanya zat-zat penghasil aroma yang dapat menguap akibat aktifitas enzim lipoksidase yang terkandung dalam kacang yang dapat mengoksidasi lipid menjadi senyawa yang menyebabkan bau langu.
6.      Kadar gluten yang dihasilkan dari tepung terigu yaitu sebesar 40%.
7.      Daya serap air tepung terigu sebesar 42,8%. 
8.      Tepung terigu tidak mengalami bleaching sehingga menghasilkan warna kuning, sedangkan tepung beras sudah mengalami bleaching karena tidak menghasilkan perubahan warna pada cairan supernatannya.
9.      Densitas kamba terbesar terdapat pada tepung kacang hijau yaitu sebesar 0,7 g/mL. Hal ini menunjukkan bahwa tepung yang dihasilkan lebih ringkas (non voluminous).
5.2 Saran
Pada saat melakukan pengujian terhadap tepung yang dihasilkan, harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati dan agar tidak terjadi kesalahan sehingga hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan litelatur.

Daftar Pustaka
Aminah, Siti dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2012. Karakteristik Kimia Tepung Kecambah Serealia Dan Kacangkacangan Dengan Variasi Blanching. Seminar Hasil-Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS 2012.
Bucle, K. A, et al. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.
Desrosier, Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta.
Hendrasty HK. Tepung Labu Kuning: Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius; 2003.
Koswara. 2006. Teknologi Modifikasi Pati. Ebook Pangan
Muchtadi, T. R. Dkk.(2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta : Bandung
Rustandi, D.(2012. Mendapatkan Gluten secara MAksimal).[Online]. Tersedia pada : http://wacanamitra.com (Diakses pada 28 Februari 2015)
Winarno, F.G.(1991). Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.