Selasa, 28 Juli 2015

CARA MENGENALI SIFAT INDERAWI MAKANAN MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT KENAMPAKAN MAKANAN MEMPELAJARI TEKSTUR MAKANAN CIIP BAU RASA AROMA MAKANAN



A. Cara Mengenali Sifat Inderawi Makanan
I.          Teori
Tubuh manusia mempunyai alat indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Indera penglihatan manusia (mata) berfungsi untuk mengenal dan melihat suatu benda karena adanya kerjasama antara mata dan otak. Rangsangan yang terjadi dibagian mata akan diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi yang diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.
Indera pembau (hidung) adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau  atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Indera pengecap (lidah) adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Lidah dapat merasakan empat macam rasa, yaitu asam, manis, pahit, dan asin karena dalam lidah terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Indera peraba (kulit) memiliki beberapa tipe reseptor sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu, kulit sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika kulit di ransang, maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan macam ransangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang terdapat pada ujung-ujung saraf.
Indera Pendengaran (Telinga) mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia.
Kelima indera tersebut banyak digunakan untuk menilai mutu suatu komoditi hasil pertanian dan makanan. Indera penglihatan digunakan untuk mengenali dan menilai bentuk, ukuran, sifat transparansi, kekeruhan, serta warna. Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip dari suatu makanan, dan terdapat pada rongga mulut terutama pada bagian permukaan lidah dan bagian langit-langit lunak. Indera pembauan disebut pencicipan jarak jauh dan terdapat dalam rongga hidung. Indera peraba atau penginderaan sentuhan terjadi hampir diseluruh permukaan kulit, seperti ujung jari, tangan, bibir dan rongga mulut. Setiap makanan mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuji secara organoleptik.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.  Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
Uji organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk mengukur daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu karena dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Indera yang digunakan adalah:
1.    Penglihatan: berhubungan dengan warna, kilap, viskositas, ukuran, bentuk, volume, kerapatan, berat jenis, panjang, lebar, dan diameter serta bentuk bahan.
2.    Indra peraba: berkaitan dengan struktur ,tekstur,dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari dan konsistensi meruipakan tebal, tipis dan halus.
3.    Indera pembau: dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinyakerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
4.    Indera pengcap: dalam hal kepekaan rasa, rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah,  dan rasa pahit pada bagian belakang lidah. (Sulistyawati,2012).
Penilaian organoleptik terdiri dari enam tahapan yaitu menerima produk, mengenali produk, mengadakan klarifikasi sifat – sifat produk, mengingat kembali produk yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat inderawi produk. Dalam uji organoleptik
harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki rele√ansi yang tinggi dengan mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatan cepat diperoleh. Kelemahan dan keterbatasan uji organoleptik diakibatkan beberapa sifat inderawi tidak dapat dideskripsikan, manusia yang dijadikan panelis terkadang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental sehingga panelis menjadi jenuh dan kepekaan menurun, serta dapat terjadi salah komunikasi antara manajer dan penelis. (Meilgaard, 2000)

II. Tujuan Praktikum
1.    Mengetahui kemampuan seseorang untuk menggunakan inderanya dalam menilai sesuatu produk.
2.    Mengenal bermacam-macam reaksi penginderaan dari suatu produk.
3.    Menilai benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap dan kesan yang diperoleh.

III. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Sendok
Piring
Pisau
Gelas
Apel                              Kopi
Dodol                        Jelly
Rangginang               Teh
Saus cabe

VI. Prosedur Praktikum
1.    Makanan padat/ setengah padat
Perhatikan contoh yang disediakan, kemudian amati menggunakan indera sebagai berikut :
§  Penglihatan
§  Penciuman
§  Perabaan menggunakan jari tangan (menekan/memijat contoh yang disajikan dengan jari tangan)
§  Menggunakan indera mulu/bibir, langit-langit, gigi, dinding mulut, lidah (menggigit sedikit kemudian mengunyah contoh perlahan-lahan.
§  Pencicipan : mencicipi contoh yang disediakan dengan menggunakan indera
2.    Makanan cair
§  Memeriksa makanan yang cair yang disediakan dengan menggunakan alat indera:
§  Penglihatan
§  Pembauan
§  Perabaan : menggunakan jari tangan dan menggunakan indera mulut
§  Pencicipan

V. Hasil Pengamatan
1.        Karakteristik Makanan Padat/Setengah Padat
a.    Berdasarkan penglihatan
Contoh
Karakteristik Kenampakan
Bentuk
Ukuran
Warna
Keseragaman warna
Apel
Bulat tidak beraturan
Besar
Merah kekuing-kuningan
Tidak  seragam
Rangginang
Bergerombol
Tidak beraturan
Kuning kecoklatan / cream
Tidak seragam
Dodol
Balok
Sedang
Coklat+putih
Tidak seragam
Jelly
Dadu
Tidak beraturan
Hijau
Seragam
b.    Berdasarkan penciuman/pembauan
contoh
Karakteristik bau
Tingkat kesukaan

Tidak berbau
Agak tajam
Sangat tajam
Sangat suka
Biasa
Tidak suka
Apel




Rengginag




Dodol




Jelly




c.    Berdasarkan perabaan
1)   Menggunakan jari tangan
Contoh
Karakteristik perabaan
Lembut
Keras
Elastis
Kenyal
Apel



Rengginang



Dodol



Jelly


2)   Menggunakan indera mulut
Contoh
Karakteristik Perabaan
keras
rapuh
renyah
lembut
kenyal
halus
kasar
Apel






Rengginang




Dodol




jelly






3)   Berdasarkan pencicipan
Contoh
Karakteristik perabaan
Manis
Asam
Asin
Pahit
Lainnya
Apel




Rengginang




Dodol



Agak asin
Jelly




2.    Karakteristik Makanan Cair
a.    Berdasarkan penglihatan
Contoh
Karakteristik kenampakan

Warna
Jernih
Keruh
Kental
Encer
Saus cabe
Merah bata


Air kopi
Hitam kecoklatan


b.    Berdasarkan penciuman/pembauan
Contoh
Karakterstik bau
Tingkat kesukaan
Tak berbau
Agak tajam
Sangat tajam
Sangat suka
Biasa
Tidak suka
Saus cabe




Air kopi




c.    Berdasarkan perabaan
1)   Menggunakan jari tangan
contoh
Karakteristik perabaan

Lembut
Keras
Elastis
Kenyal
Saus cabe



Air kopi



2)   Menggunakan indera mulut
Contoh
Karakteristik perabaan

Keras
Rapuh
Renyah
Lembut
Kenyal
Halus
Kasar
Saus cabe






Air kopi






3)   Berdasarkan pencicipan
Contoh
Karakteristik perabaan

Manis
Asam
Asin
Pahit
Lainnya
Saus cabe


Pedas
Air kopi





VI. Pembahasan
Pada praktikum ke-1 mengenai Uji organoleptik (uji inderawi) pada makanan yang dilakukan pada 15 September 2014 di Laboratorium Pendidikan Teknologi Agroindustri, dilakukan beberapa pengujian pada bahan makanan yang diamati yaitu  makanan padat/setengah padat (apel, rengginang, dodol dan jelly) dan makanan cair (saus cabe dan air kopi). Pengamatan terhadap beberapa makanan tersebut dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, penciuman, perabaan, dan pencicipan yang dilakukan secara bertahap.
1.    Karakteristik Makanan Padat
a.    Berdasarkan penglihatan
Penglihatan pada penilaian pangan berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
Karakteristik apel memiliki bentuk bulat tidak beraturan, ukuran besar, berwarna merah agak kuning dan warnanya tidak seragam. Warna yang timbul pada apel merupakan pigmen yang secara alami terdapat pada apel. Warna kuning yang terdapat pada apel diperkirakan apel akan mengalami browning yaitu pembentukan pigmen berwarna kuning yang akan berubah menjadi coklat. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenoloksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis oksidasi senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin yang berwarna coklat (Mardiah 1996). Karakteristik rengginang memiliki bentuk bergerombol, ukurannya tidak seragam, berwarna cream dan warna tidak seragam. Warna yang tidak seragam ini diperkirakan akibat proses penggorengan yang tidak merata. Karakteristik dodol memiliki bentuk persegi panjang, berukuran sedang, berwarna coklat putih dan warnanya tidak seragam. Bentuk dan ukuran pada dodol tergantung dari perlakuan yang diberikan pada dodol tersebut. Adanya warna coklat dan putih pada dodol merupakan bahan pewarna. Karakteristik jelly memiliki bentuk dadu, ukurannya tidak beraturan, hal ini diakibatkan pemotongan yang tidak sama. Berwarna hijau dan seragam.
Adanya perbedaan bentuk, ukuran, dan warna pada bahan makanan tergantung pada perlakuan yang diberikan pada bahan makanan tersebut. Suatu bahan pangan sebenarnya terdiri dari berbagai jenis pigmen, namun warna yang akhirnya muncul adalah warna pigmen yang paling dominan diantara yang lainnya. Sebuah warna dihasilkan karena adanya kemampuan ikatan kimia suatu pigmen untuk menyeleksi gelombang cahaya yang diserap dan dipantulkan. Sebagai contoh, warna merah yang pada buah apel adalah warna yang dipantulkan oleh pigmen tersebut, sedangkan warna-warna lainnya hanya diserap saja, tidak dipantulkan (Marvel, 2010).



b. Berdasarkan penciuman
Indra penciuman dalam menilai bahan pangan digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
Berdasarkan indera penciuman aroma yang timbul dari apel, rengginang dan dodol yaitu agak tajam. Aroma pada apel menandakan bahwa apel sudah matang. Sel-sel penimbul aroma apel terdapat pada kulit apel. Saat apel mulai matang, sel-sel didalam kulit ini mengeluarkan aroma dan citarasa yang lebih kuat dari apel. Namun untuk jelly aromanya sangat tajam.
Aroma yang keluar dari makanan dapat diperoleh melalui epitel olfatori, yaitu suatu bagian yang berwarna kuning kira-kira sebesar perangko yang terletak pada bagian dinding atap rongga hidung diatas tulang turbinate. Manusia mempunyai 10-20 juta sel olfaktori dan sel ini bertugas mengenai dan menentukan jenis bau yang masuk. Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama.

b.    Berdasarkan perabaan
Indra peraba digunakan untuk menilai struktur, tekstur dan konsistensi bahan pangan. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
Berdasarkan perabaan menggunakan jari tangan, menunjukkan karakteristik apel dan rengginang memiliki karakteristik keras. Sedangkan karakteristik untuk dodol dan jelly yaitu elastis dan kenyal.
Berdasarkan perabaan menggunakan indera mulut, menunjukkan karakteristik apel dan rengginang yaitu renyah, karakteristik dodol ; lembut, kenyal, halus dan jelly memiliki karakteristik kenyal. Perbedaan ini memberikan kriteria spesifik dari setiap produk, sehingga produk dapat dikenal dengan bantuan indera manusia.

c.    Berdasarkan pencicipan
Apel dan dodol memiliki rasa manis. Jelly memiliki rasa asam manis, sedangkan rengginang memiliki rasa asin.
Indera pencicip berfungsi menilai cicip (taste) dari suatu makanan. Indera cecapan atau pengecap terdapat dalam rongga mulut terutama pada permukaan lidah dan sebagian langit langit lunak (palatum mole). Indera ini hanya dapat membedakan 4 cecap dasar yaitu manis, pahit, asin dan asam.

2.    Karakteristik Makanan Cair
a.    Berdasarkan penglihatan
Karakteristik  saos yaitu berwarna merah dan kental. Sedangkan air kopi berwarna hitam dan encer.
b.    Berdasarkan penciuman
Karakteristik  bau saus yaitu berbau sangat tajam. Sedangkan kopi agak tajam.
c.    Berdasarkan perabaan
Saus dan air kopi memiliki karakteristik perabaan lembut, baik menggunakan jari tangan ataupun mulut.
d.   Berdasarkan pencicipan
Indra pengecap dalam hal ini akan digunakan untuk menilai rasa, seperti rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Saus sabe memiliki rasa asam, asin, pahit dan sensasi pedas. Sedangkan air kopi memiliki rasa pahit. Rasa yang terdapat dalam makanan tergantung pada bahan yang digunakan dalam makanan tersebut.

VII. Kesimpulan
1.       Alat indera memiliki kemampuan dalam menilai sesuatu produk. Penglihatan pada penilaian pangan berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan. Indra penciuman dalam menilai bahan panghan digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk. Indra peraba digunakan untuk menilai struktur, tekstur dan konsistensi bahan pangan. Indra pengecap dalam hal ini akan digunakan untuk menilai rasa.
2.      Pengindraan pada suatu produk makanan akan menimbulkan reaksi dan kesan yang diakibatkan adanya rangsangan.
3.      Sikap dan kesan yang diperoleh terhadap suatu makanan berbeda-beda. Baik karakteristik, perbedaan bentuk, ukuran dan warna pada bahan makanan tergantung pada perlakuan dan jenis bahan pangan..

B. MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT KENAMPAKAN MAKANAN
I. Teori
Salah satu pengujian sensori terhadap produk makanan adalah pengamatan dengan indera penglihatan. Suatu produk harus baik dalam penampilan karena akan sangat mempengaruhi penilaian konsumen. Penilaian konsumen terhadap suatu produk biasanya berdasarkan adat, budaya dan estetika. Indera penglihatan manusia mampu melihat dan membedakan karakteristik seperti warna, bentuk, ukuran, kilap, kejernihan, kekentalan (untuk bahan yang cair) dan noda.
Penilaian dengan indera penglihatan memiliki kelebihan seperti murah, mudah dan dapat langsung dilakukan. Masyarakat awam sering melakukan  penilaian sensori dalam menentukan mutu suatu produk. Selain itu penilaian ini dapat langsung menunjukkan daya terima masyarakat terhadap produk.
Kenampakan suatu produk dapat menentukan kualitas dan tingkat kematangan. Cacat genetis-fisiologis yang mempengaruhi bentuk dan warna akan langsung dapat dilihat oleh indera penglihatan sehingga dapat menurunkan nilai  jual. Selain itu kenampakan ini juga dapat melihat tekstur yang halus dan kasar akibat adanya pantulan cahaya.
Kenampakan dipengaruhi oleh adanya sistem penginderaan yang meliputi:
1.      Penerimaan rangsangan pada sel-sel peka khususnya indera  penglihatan
2.      Interpretasi psikologis ke saraf pusat.
3.      Sikap atau kesan psikologis.
Kenampakan suatu produk ini juga akan memudahkan dalam melakukan  proses  grading, dimana suatu produk akan diklasifikasikan menurut bentuk, ukuran, warna dan lain-lain. Kelas-kelas pada produk inilah yang akan mempengaruhi nilai  jual suatu produk. Sehingga penilaian ini sangat penting untuk dilakukan
Mutu adalah hal-hal tertentu yang membedakan produk satu dengan lainnya, terutama yang berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen (Kramer dan Twigg, 1970). Berdasarkan pengertian ini, mutu akan sangat dipengaruhi oleh individu konsumen. Dalam rangkaian jalur perdagangan buah-buahan dan sayuran, pihak konsumen ini bisa berupa industri, pedagang perantara, pasar swalayan, atau pun konsumen rumah tangga. Karena itu, mutu buah dan sayuran juga akan sangat dipengaruhi oleh kegunaan akhirnya. Dalam hal ini, pengertian mutu buah dan sayuran bisa mencakup pengertian- pengertian seperti mutu pasar (market quality), dessert quality, nutritional quality, table quality, edible qulity, shipping quality, dan lain lain.

II. Tujuan Praktikum
Mempelajari sifat kenampakan makanan yang dapat diamati melalui indera penglihatan.

III. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Sendok
Sendok
Piring
Pisau
Gelas
Apel
Kentang
Buncis
Kacang atom
Susu
Minyak goreng

IV. Prosedur Praktikum
1.    Mengamati contoh produk (kentang dan apel) yang disajikan dan berikan penilaian terhadap kenampakannya baik bentuk, keseragaman bentuk, warna, kilap, cacat/kerusakan misal layu, noda, belah, pecah, dan lain-lain.
2.    Memotong kentang dan apel untuk mengamati apakah terdapat persamaan kenampakan warna ataupun tekstur. Pemotongan dan pengamatan harus segera dilakukan agar belum terlihat adanya perubahan warna akibat kontak dengan udara.
3.    Mengambil satu sendok cairan susu dan minyak goreng kemudian tuangkan kembali ke wadah. Amati kekentalannya apakah lebih encer atau lebih kental dari air.
4.    Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman kerja apakah terdapat perbedaan.

V. Hasil Pengamatan
Kenampakan
Jenis Makanan
apel
kentang
buncis
Kacang atom
susu
Minyak goreng
Ukuran dan keseragaman warna
Sedang dan tidak  seragam
-sedang dan kecil
-seragam
-sedang
-seragam
- sedang
-seragam
Warna seragam
Warna seragam
Bentuk dan keseragaman bentuk
-bulat
-seragam

-lonjong
-seragam
-panjang
-tidak seragam
-bulat
-tidak seragam
-cair (+) menyesuaikan tempat
-seragam
-cair menyesuaikan tempat
Warna dan keserangaman warna
-hijau, terdapat warna merah
-coklat
-seragam
-hijau
-seragam
-cream
-seragam
-putih susu
-seragam
-Kuning bening
-seragam
Kilap atau suram
Kilap
Suram
Suram
Suram
suram
kilap
Jernih atau keruh
-
-
-
-
keruh
jernih
Kekentalan cairan
-
-
-
-
Cair +
cair

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat-sifat kenampakan makanan, dapat diamati apel memiliki ukuran sedang dan warna yang tidak seragam. Sedangkan pada kentang dan kacang atom yaitu sedang dan seragam, buncis kecil dan seragam. Untuk susu dan minyak goreng memiliki warna yang seragam.
Untuk kenampakan bentuk dan keseragaman bentuk, pada apel yaitu bulat agak seragam, sedangkan kentang bulat lonjong dan seragam, buncis panjang tidak seragam, pada kacang atom yaitu bulat tidak seragam, pada susu dan minyak goreng yaitu cair dan seragam.
Untuk warna dan keseragaman warna, pada apel yaitu hijau terdapat pada warna merah dan tidak seragam, kentang yaitu coklat dan seragam, buncis yaitu hijau dan seragam, kacang atom yaitu berwarna cream seragam, susu yaitu putih seragam, sedangkan untuk minyak goreng yaitu kuning bening dan seragam.
Berdasarkan kenampakan kilap atau suram, apel dan minyak goreng memiliki kenampakan yang kilap. Hal ini mencirikan apel masih segar dan minyak goreng memiliki kualitas baik. Sedangkan kentang, buncis, kacang atom dan susu memiliki kenampakan suram.
Berdasarkan jernih dan kekeruhan, kenampakan susu yaitu keruh sedangkan kenampakan pada minyak goreng yaitu jernih. Sedangkan untuk kekentalan cairan pada susu normal dan pada minyak goreng agak cair. Kekentalan ini dipengaruhi oleh konsentrasi, warna, rasa dan aroma produk.

VII. Kesimpulan
Kenampakan pada suatu makanan dilakukan oleh indera penglihatan. Kenampakan pada makanan dipengaruhi oleh penerimaan rangsangan pada sel-sel peka khususnya indera  penglihatan, interpretasi psikologis ke saraf pusat, sikap atau kesan psikologis. Kenampakan suatu produk sangat penting dalam menunjang kualitas atau mutu produk tersebut karena akan mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap suatu produk tertentu.

1 komentar:

  1. teteh makasih ya informasinya, blognya keren dan sangat membantu sekali

    BalasHapus