A.
Cara Mengenali Sifat Inderawi Makanan
I.
Teori
Tubuh manusia mempunyai
alat indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari
lingkungan sekitar. Manusia mempunyai lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran
dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera
pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Indera penglihatan
manusia (mata) berfungsi untuk mengenal dan melihat suatu benda karena adanya
kerjasama antara mata dan otak. Rangsangan yang terjadi dibagian mata akan
diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi yang
diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.
Indera pembau (hidung)
adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut
halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Indera pengecap (lidah)
adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan.
Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh
dengan bintil-bintil. Lidah dapat merasakan empat macam rasa, yaitu asam,
manis, pahit, dan asin karena dalam lidah terdapat reseptor yang dapat
menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap.
Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada
bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada
permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste
bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel
yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Indera peraba (kulit)
memiliki beberapa tipe reseptor sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor,
nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu, kulit sangat sensitif terhadap
sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika kulit di ransang,
maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan macam ransangan
yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang terdapat
pada ujung-ujung saraf.
Indera Pendengaran (Telinga) mengandung reseptor
yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor
yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor
tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel
rambut dengan sterosilia.
Kelima indera tersebut
banyak digunakan
untuk menilai mutu suatu komoditi hasil pertanian dan makanan. Indera
penglihatan digunakan untuk mengenali dan menilai bentuk, ukuran, sifat
transparansi, kekeruhan, serta warna. Indera pencicip berfungsi untuk menilai
cicip dari suatu makanan, dan terdapat pada rongga mulut terutama pada bagian
permukaan lidah dan bagian langit-langit lunak. Indera pembauan disebut
pencicipan jarak jauh dan terdapat dalam rongga hidung. Indera peraba atau
penginderaan sentuhan terjadi hampir diseluruh permukaan kulit, seperti ujung
jari, tangan, bibir dan rongga mulut. Setiap makanan mempunyai beberapa
karakteristik yang dapat diuji secara organoleptik.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang
didasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika
alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi
subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan sikap
disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian
subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku
atau yang melakukan pengukuran.
Uji organoleptik merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk mengukur
daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan
penting dalam penerapan mutu karena dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Indera yang digunakan
adalah:
1.
Penglihatan: berhubungan dengan warna, kilap, viskositas,
ukuran, bentuk, volume, kerapatan, berat jenis, panjang, lebar, dan diameter
serta bentuk bahan.
2.
Indra peraba:
berkaitan dengan struktur ,tekstur,dan konsistensi.
Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi
tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari dan
konsistensi meruipakan tebal, tipis dan halus.
3.
Indera pembau:
dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinyakerusakan pada produk,
misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
4.
Indera pengcap:
dalam hal kepekaan rasa, rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung
lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, dan rasa pahit pada bagian
belakang lidah. (Sulistyawati,2012).
Penilaian organoleptik terdiri dari enam tahapan
yaitu menerima produk, mengenali produk, mengadakan klarifikasi sifat – sifat
produk, mengingat kembali produk yang telah diamati, dan menguraikan kembali
sifat inderawi produk. Dalam uji organoleptik
harus
dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji
organoleptik memiliki rele√ansi yang tinggi dengan mutu produk karena
berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah
dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatan cepat diperoleh.
Kelemahan dan keterbatasan uji organoleptik diakibatkan beberapa sifat inderawi
tidak dapat dideskripsikan, manusia yang dijadikan panelis terkadang dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental sehingga panelis menjadi jenuh dan
kepekaan menurun, serta dapat terjadi salah komunikasi antara manajer dan
penelis. (Meilgaard, 2000)
II.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui
kemampuan seseorang untuk menggunakan inderanya dalam menilai sesuatu produk.
2. Mengenal
bermacam-macam reaksi penginderaan dari suatu produk.
3. Menilai
benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap dan kesan yang diperoleh.
III.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Sendok
Piring
Pisau
Gelas
|
Apel Kopi
Dodol Jelly
Rangginang Teh
Saus
cabe
|
VI.
Prosedur Praktikum
1. Makanan
padat/ setengah padat
Perhatikan contoh yang
disediakan, kemudian amati menggunakan indera sebagai berikut :
§ Penglihatan
§ Penciuman
§ Perabaan
menggunakan jari tangan (menekan/memijat contoh yang disajikan dengan jari
tangan)
§ Menggunakan
indera mulu/bibir, langit-langit, gigi, dinding mulut, lidah (menggigit sedikit
kemudian mengunyah contoh perlahan-lahan.
§ Pencicipan
: mencicipi contoh yang disediakan dengan menggunakan indera
2. Makanan
cair
§ Memeriksa
makanan yang cair yang disediakan dengan menggunakan alat indera:
§ Penglihatan
§ Pembauan
§ Perabaan
: menggunakan jari tangan dan menggunakan indera mulut
§ Pencicipan
V.
Hasil Pengamatan
1.
Karakteristik Makanan Padat/Setengah
Padat
a. Berdasarkan
penglihatan
Contoh
|
Karakteristik
Kenampakan
|
|||
Bentuk
|
Ukuran
|
Warna
|
Keseragaman
warna
|
|
Apel
|
Bulat
tidak beraturan
|
Besar
|
Merah
kekuing-kuningan
|
Tidak seragam
|
Rangginang
|
Bergerombol
|
Tidak
beraturan
|
Kuning
kecoklatan / cream
|
Tidak
seragam
|
Dodol
|
Balok
|
Sedang
|
Coklat+putih
|
Tidak
seragam
|
Jelly
|
Dadu
|
Tidak
beraturan
|
Hijau
|
Seragam
|
b. Berdasarkan
penciuman/pembauan
contoh
|
Karakteristik
bau
|
Tingkat
kesukaan
|
||||
|
Tidak
berbau
|
Agak
tajam
|
Sangat
tajam
|
Sangat
suka
|
Biasa
|
Tidak
suka
|
Apel
|
|
√
|
|
|
√
|
|
Rengginag
|
|
√
|
|
|
√
|
|
Dodol
|
|
√
|
|
|
√
|
|
Jelly
|
|
|
√
|
√
|
|
|
c. Berdasarkan
perabaan
1) Menggunakan
jari tangan
Contoh
|
Karakteristik
perabaan
|
|||
Lembut
|
Keras
|
Elastis
|
Kenyal
|
|
Apel
|
|
√
|
|
|
Rengginang
|
|
√
|
|
|
Dodol
|
|
|
|
√
|
Jelly
|
|
|
√
|
√
|
2) Menggunakan
indera mulut
Contoh
|
Karakteristik
Perabaan
|
||||||
keras
|
rapuh
|
renyah
|
lembut
|
kenyal
|
halus
|
kasar
|
|
Apel
|
|
|
√
|
|
|
|
|
Rengginang
|
|
√
|
√
|
|
|
|
√
|
Dodol
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
jelly
|
|
|
|
|
√
|
|
|
3) Berdasarkan
pencicipan
Contoh
|
Karakteristik
perabaan
|
||||
Manis
|
Asam
|
Asin
|
Pahit
|
Lainnya
|
|
Apel
|
√
|
|
|
|
|
Rengginang
|
|
|
√
|
|
|
Dodol
|
√
|
|
|
|
Agak
asin
|
Jelly
|
√
|
√
|
|
|
|
2. Karakteristik
Makanan Cair
a. Berdasarkan
penglihatan
Contoh
|
Karakteristik
kenampakan
|
||||
|
Warna
|
Jernih
|
Keruh
|
Kental
|
Encer
|
Saus
cabe
|
Merah
bata
|
|
√
|
√
|
|
Air
kopi
|
Hitam
kecoklatan
|
|
√
|
|
√
|
b. Berdasarkan
penciuman/pembauan
Contoh
|
Karakterstik
bau
|
Tingkat
kesukaan
|
||||
Tak
berbau
|
Agak
tajam
|
Sangat
tajam
|
Sangat
suka
|
Biasa
|
Tidak
suka
|
|
Saus
cabe
|
|
|
√
|
|
√
|
|
Air
kopi
|
|
|
√
|
|
√
|
|
c. Berdasarkan
perabaan
1) Menggunakan
jari tangan
contoh
|
Karakteristik
perabaan
|
|||
|
Lembut
|
Keras
|
Elastis
|
Kenyal
|
Saus
cabe
|
√
|
|
|
|
Air
kopi
|
√
|
|
|
|
2) Menggunakan
indera mulut
Contoh
|
Karakteristik
perabaan
|
||||||
|
Keras
|
Rapuh
|
Renyah
|
Lembut
|
Kenyal
|
Halus
|
Kasar
|
Saus
cabe
|
|
|
|
√
|
|
|
|
Air
kopi
|
|
|
|
√
|
|
|
|
3) Berdasarkan
pencicipan
Contoh
|
Karakteristik
perabaan
|
||||
|
Manis
|
Asam
|
Asin
|
Pahit
|
Lainnya
|
Saus
cabe
|
|
√
|
√
|
|
Pedas
|
Air
kopi
|
|
|
|
√
|
|
VI.
Pembahasan
Pada praktikum ke-1
mengenai Uji organoleptik (uji inderawi) pada makanan yang dilakukan pada 15
September 2014 di Laboratorium Pendidikan Teknologi Agroindustri, dilakukan
beberapa pengujian pada bahan makanan yang diamati yaitu makanan padat/setengah padat (apel,
rengginang, dodol dan jelly) dan makanan cair (saus cabe dan air kopi). Pengamatan
terhadap beberapa makanan tersebut dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, penciuman, perabaan, dan pencicipan yang dilakukan secara
bertahap.
1. Karakteristik Makanan Padat
a.
Berdasarkan penglihatan
Penglihatan pada penilaian pangan berhubungan
dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat
jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
Karakteristik apel memiliki bentuk
bulat tidak beraturan, ukuran besar, berwarna merah agak kuning dan warnanya
tidak seragam. Warna yang timbul pada apel merupakan pigmen yang secara alami
terdapat pada apel. Warna kuning yang terdapat pada apel diperkirakan apel akan
mengalami browning yaitu pembentukan
pigmen berwarna kuning yang akan berubah menjadi coklat. Pembentukan
warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim
fenoloksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis
oksidasi senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen
melaniadin yang berwarna coklat (Mardiah 1996). Karakteristik rengginang memiliki
bentuk bergerombol, ukurannya tidak seragam, berwarna cream dan warna tidak
seragam. Warna yang tidak seragam ini diperkirakan akibat proses penggorengan
yang tidak merata. Karakteristik dodol memiliki bentuk persegi panjang,
berukuran sedang, berwarna coklat putih dan warnanya tidak seragam. Bentuk dan
ukuran pada dodol tergantung dari perlakuan yang diberikan pada dodol tersebut.
Adanya warna coklat dan putih pada dodol merupakan bahan pewarna. Karakteristik
jelly memiliki bentuk dadu, ukurannya tidak beraturan, hal ini diakibatkan
pemotongan yang tidak sama. Berwarna hijau dan seragam.
Adanya perbedaan bentuk, ukuran, dan
warna pada bahan makanan tergantung pada perlakuan yang diberikan pada bahan
makanan tersebut. Suatu bahan pangan sebenarnya terdiri
dari berbagai jenis pigmen, namun warna yang akhirnya muncul adalah warna
pigmen yang paling dominan diantara yang lainnya. Sebuah warna dihasilkan
karena adanya kemampuan ikatan kimia suatu pigmen untuk menyeleksi gelombang
cahaya yang diserap dan dipantulkan. Sebagai contoh, warna merah yang pada buah
apel adalah warna yang dipantulkan oleh pigmen tersebut, sedangkan warna-warna
lainnya hanya diserap saja, tidak dipantulkan (Marvel, 2010).
b. Berdasarkan penciuman
Indra penciuman dalam
menilai bahan pangan digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan
pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami kerusakan.
Berdasarkan indera penciuman aroma
yang timbul dari apel, rengginang dan dodol yaitu agak tajam. Aroma pada apel menandakan
bahwa apel sudah matang. Sel-sel penimbul aroma apel terdapat pada kulit apel.
Saat apel mulai matang, sel-sel didalam kulit ini mengeluarkan aroma dan
citarasa yang lebih kuat dari apel. Namun untuk jelly aromanya sangat tajam.
Aroma yang keluar dari makanan dapat
diperoleh melalui epitel olfatori, yaitu suatu bagian yang berwarna kuning kira-kira
sebesar perangko yang terletak pada bagian dinding atap rongga hidung diatas
tulang turbinate. Manusia mempunyai
10-20 juta sel olfaktori dan sel ini bertugas mengenai dan menentukan jenis bau
yang masuk. Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau
rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman
ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu
bau yang sama untuk waktu yang lama.
b.
Berdasarkan perabaan
Indra peraba digunakan
untuk menilai struktur, tekstur dan konsistensi bahan pangan. Struktur
merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang
dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan
tebal, tipis dan halus.
Berdasarkan perabaan menggunakan
jari tangan, menunjukkan karakteristik apel dan rengginang memiliki
karakteristik keras. Sedangkan karakteristik untuk dodol dan jelly yaitu
elastis dan kenyal.
Berdasarkan perabaan menggunakan
indera mulut, menunjukkan karakteristik apel dan rengginang yaitu renyah, karakteristik
dodol ; lembut, kenyal, halus dan jelly memiliki karakteristik kenyal. Perbedaan
ini memberikan kriteria spesifik dari setiap produk, sehingga produk dapat
dikenal dengan bantuan indera manusia.
c.
Berdasarkan pencicipan
Apel dan dodol memiliki rasa manis.
Jelly memiliki rasa asam manis, sedangkan rengginang memiliki rasa asin.
Indera pencicip berfungsi menilai
cicip (taste) dari suatu makanan. Indera cecapan atau pengecap terdapat dalam
rongga mulut terutama pada permukaan lidah dan sebagian langit langit lunak
(palatum mole). Indera ini hanya dapat membedakan 4 cecap dasar yaitu manis,
pahit, asin dan asam.
2.
Karakteristik
Makanan Cair
a. Berdasarkan
penglihatan
Karakteristik saos yaitu berwarna merah dan kental. Sedangkan
air kopi berwarna hitam dan encer.
b. Berdasarkan
penciuman
Karakteristik bau saus yaitu berbau sangat tajam. Sedangkan
kopi agak tajam.
c. Berdasarkan
perabaan
Saus dan air kopi
memiliki karakteristik perabaan lembut, baik menggunakan jari tangan ataupun
mulut.
d. Berdasarkan
pencicipan
Indra pengecap dalam
hal ini akan digunakan untuk menilai rasa, seperti rasa manis dapat dengan
mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa
asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Saus sabe memiliki rasa
asam, asin, pahit dan sensasi pedas. Sedangkan air kopi memiliki rasa pahit.
Rasa yang terdapat dalam makanan tergantung pada bahan yang digunakan dalam
makanan tersebut.
VII.
Kesimpulan
1. Alat indera memiliki kemampuan dalam menilai sesuatu
produk. Penglihatan pada penilaian pangan berhubungan dengan warna kilap,
viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar
dan diameter serta bentuk bahan. Indra penciuman dalam menilai bahan panghan
digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk. Indra
peraba digunakan untuk menilai struktur, tekstur dan konsistensi bahan pangan. Indra
pengecap dalam hal ini akan digunakan untuk menilai rasa.
2. Pengindraan
pada suatu produk makanan akan menimbulkan reaksi dan kesan yang diakibatkan
adanya rangsangan.
3. Sikap
dan kesan yang diperoleh terhadap suatu makanan berbeda-beda. Baik karakteristik,
perbedaan bentuk, ukuran dan warna pada bahan makanan tergantung pada perlakuan
dan jenis bahan pangan..
B.
MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT KENAMPAKAN MAKANAN
I.
Teori
Salah
satu pengujian sensori terhadap produk makanan adalah pengamatan dengan indera
penglihatan. Suatu produk harus baik dalam penampilan karena akan sangat
mempengaruhi penilaian konsumen. Penilaian konsumen terhadap suatu produk
biasanya berdasarkan adat, budaya dan estetika. Indera penglihatan manusia
mampu melihat dan membedakan karakteristik seperti warna, bentuk, ukuran,
kilap, kejernihan, kekentalan (untuk bahan yang cair) dan noda.
Penilaian
dengan indera penglihatan memiliki kelebihan seperti murah, mudah dan dapat
langsung dilakukan. Masyarakat awam sering melakukan penilaian sensori
dalam menentukan mutu suatu produk. Selain itu penilaian ini dapat langsung
menunjukkan daya terima masyarakat terhadap produk.
Kenampakan
suatu produk dapat menentukan kualitas dan tingkat kematangan. Cacat
genetis-fisiologis yang mempengaruhi bentuk dan warna akan langsung dapat
dilihat oleh indera penglihatan sehingga dapat menurunkan nilai jual.
Selain itu kenampakan ini juga dapat melihat tekstur yang halus dan kasar
akibat adanya pantulan cahaya.
Kenampakan dipengaruhi oleh adanya sistem penginderaan
yang meliputi:
1. Penerimaan
rangsangan pada sel-sel peka khususnya indera penglihatan
2. Interpretasi
psikologis ke saraf pusat.
3. Sikap atau
kesan psikologis.
Kenampakan suatu produk ini juga
akan memudahkan dalam melakukan proses grading, dimana suatu produk
akan diklasifikasikan menurut bentuk, ukuran, warna dan lain-lain. Kelas-kelas
pada produk inilah yang akan mempengaruhi nilai jual suatu produk.
Sehingga penilaian ini sangat penting untuk dilakukan
Mutu adalah hal-hal
tertentu yang membedakan produk satu dengan lainnya, terutama yang berhubungan
dengan daya terima dan kepuasan konsumen (Kramer dan Twigg, 1970). Berdasarkan
pengertian ini, mutu akan sangat dipengaruhi oleh individu konsumen. Dalam
rangkaian jalur perdagangan buah-buahan dan sayuran, pihak konsumen ini bisa
berupa industri, pedagang perantara, pasar swalayan, atau pun konsumen rumah
tangga. Karena itu, mutu buah dan sayuran juga akan sangat dipengaruhi oleh
kegunaan akhirnya. Dalam hal ini, pengertian mutu buah dan sayuran bisa
mencakup pengertian- pengertian seperti mutu pasar (market quality), dessert
quality, nutritional quality, table quality, edible qulity, shipping quality,
dan lain lain.
II.
Tujuan Praktikum
Mempelajari sifat kenampakan makanan
yang dapat diamati melalui indera penglihatan.
III.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Sendok
Sendok
Piring
Pisau
Gelas
|
Apel
Kentang
Buncis
Kacang
atom
Susu
Minyak
goreng
|
IV.
Prosedur Praktikum
1. Mengamati
contoh produk (kentang dan apel) yang disajikan dan berikan penilaian terhadap
kenampakannya baik bentuk, keseragaman bentuk, warna, kilap, cacat/kerusakan
misal layu, noda, belah, pecah, dan lain-lain.
2. Memotong
kentang dan apel untuk mengamati apakah terdapat persamaan kenampakan warna
ataupun tekstur. Pemotongan dan pengamatan harus segera dilakukan agar belum
terlihat adanya perubahan warna akibat kontak dengan udara.
3. Mengambil
satu sendok cairan susu dan minyak goreng kemudian tuangkan kembali ke wadah.
Amati kekentalannya apakah lebih encer atau lebih kental dari air.
4. Mendiskusikan
hasil pengamatan dengan teman kerja apakah terdapat perbedaan.
V.
Hasil Pengamatan
Kenampakan
|
Jenis
Makanan
|
|||||
apel
|
kentang
|
buncis
|
Kacang
atom
|
susu
|
Minyak
goreng
|
|
Ukuran dan
keseragaman warna
|
Sedang
dan tidak seragam
|
-sedang
dan kecil
-seragam
|
-sedang
-seragam
|
-
sedang
-seragam
|
Warna
seragam
|
Warna
seragam
|
Bentuk dan
keseragaman bentuk
|
-bulat
-seragam
|
-lonjong
-seragam
|
-panjang
-tidak
seragam
|
-bulat
-tidak
seragam
|
-cair
(+) menyesuaikan tempat
-seragam
|
-cair
menyesuaikan tempat
|
Warna dan
keserangaman warna
|
-hijau,
terdapat warna merah
|
-coklat
-seragam
|
-hijau
-seragam
|
-cream
-seragam
|
-putih
susu
-seragam
|
-Kuning
bening
-seragam
|
Kilap atau suram
|
Kilap
|
Suram
|
Suram
|
Suram
|
suram
|
kilap
|
Jernih atau keruh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
keruh
|
jernih
|
Kekentalan cairan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cair
+
|
cair
|
VI.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian
terhadap sifat-sifat kenampakan makanan, dapat diamati apel memiliki ukuran
sedang dan warna yang tidak seragam. Sedangkan pada kentang dan kacang atom yaitu
sedang dan seragam, buncis kecil dan seragam. Untuk susu dan minyak goreng
memiliki warna yang seragam.
Untuk kenampakan bentuk
dan keseragaman bentuk, pada apel yaitu bulat agak seragam, sedangkan kentang
bulat lonjong dan seragam, buncis panjang tidak seragam, pada kacang atom yaitu
bulat tidak seragam, pada susu dan minyak goreng yaitu cair dan seragam.
Untuk warna dan
keseragaman warna, pada apel yaitu hijau terdapat pada warna merah dan tidak
seragam, kentang yaitu coklat dan seragam, buncis yaitu hijau dan seragam,
kacang atom yaitu berwarna cream seragam, susu yaitu putih seragam, sedangkan
untuk minyak goreng yaitu kuning bening dan seragam.
Berdasarkan kenampakan
kilap atau suram, apel dan minyak goreng memiliki kenampakan yang kilap. Hal
ini mencirikan apel masih segar dan minyak goreng memiliki kualitas baik.
Sedangkan kentang, buncis, kacang atom dan susu memiliki kenampakan suram.
Berdasarkan jernih dan
kekeruhan, kenampakan susu yaitu keruh sedangkan kenampakan pada minyak goreng
yaitu jernih. Sedangkan untuk kekentalan cairan pada susu normal dan pada
minyak goreng agak cair. Kekentalan ini dipengaruhi oleh konsentrasi, warna,
rasa dan aroma produk.
VII.
Kesimpulan
Kenampakan pada suatu
makanan dilakukan oleh indera penglihatan. Kenampakan pada makanan dipengaruhi
oleh penerimaan rangsangan pada sel-sel peka khususnya indera
penglihatan, interpretasi psikologis ke saraf pusat, sikap atau kesan
psikologis. Kenampakan suatu produk sangat penting dalam
menunjang kualitas atau mutu produk tersebut karena akan mempengaruhi
penerimaan konsumen terhadap suatu produk tertentu.
teteh makasih ya informasinya, blognya keren dan sangat membantu sekali
BalasHapus