PENENTUAN KADAR AIR
PADA BAHAN PANGAN
ABSTRAK
Air merupakan komponen yang relatif
besar dalam bahan pangan, misalnya didalam beberapa sayuran
dan buah-buahan terdapat sekitar 90%, susu segar sekitar 87%, dan daging sapi
sekitar 65%. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui kadar air pada
bahan pangan. Sampel yang digunakan untuk menentukan kadar air bahan pangan ini
diantaranya buncis,
wortel, bawang, cabe merah, melon, semangka, pepaya dan kedelai. Analisis Kadar air yang digunakan yaitu metode pengovenan
dengan cara cawan didinginkan, ditimbang, cawan ditimbang kembali dengan sampel,
dikeringkan, dioven, didinginkan dan
ditimbang kembali sampai berat konstan dan menghitung kadar air yang diperoleh.
Dari hasil analisis diperoleh kadar
air paling tinggi terdapat pada sampel melon yaitu 94,57%. Sedangkan bahan yang
memiliki kadar air paling rendah yaitu kedelai sebanyak 9,05 %.
Kata
Kunci : Kadar air, Bahan Pangan.
ABSTRACT
Water is a relatively large component
in food, for example in some vegetables
and fruits are about
90%, about 87% of fresh milk, and beef about 65%.
The purpose of this
lab was to determine the water
content in food. The samples
were used to
determine the water content of these foods include beans,
carrots, onions, red
pepper, melon, watermelon,
papaya and soybeans.
Water content analysis method used is the
way the cup cooled
oven, weighed, weighed
again with the
sample cup, dried, roasted, cooled and
weighed again to
constant weight and calculating
the water content is obtained. From the
results obtained by the analysis
of the water content is highest
at melons sample
is 94.57%. While
the material has a moisture
content low of soy as much as 9.05%.
Keywords:
Water
content, Food Ingredients.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan komponen penting dalam
bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi ”acceptability”, kenampakan,
kesegaran, tekstur, serta cita rasa pangan. Didalam beberapa bahan pangan
seperti pada beberapa buah-buahan dan sayuran terdapat air dengan jumlah yang
relatif besar mencapai sekitar 90%, dalam beberapa susu segar sekitar 87% dan
daging sapi sekitar 66%.
Air dalam bahan pangan ada dalam tiga
bentuk, yaitu air bebas, air terikat lemah atau teradbsorbsi, dan air terikat
kuat. Air bebas ada diruang sel,
intergranular, pori-pori bahan, atau bahkan ada dipermukaan bahan. Air bebas
disebut juga sebagai aktivitas air yang diberi notasi AW, karena air bebas
mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi
kimiawi pada bahan pangan.Air terikat lemah atau terabsorbsi terserapa pada
permukaan koloid makromolekul seperti protein, pati dll yang ada pada bahan.
Air terabsorbsi juga terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut
zat-zat yangg ada dalam sel. Ikatan antara air dan koloid disebut dengan ikatan
hidrogen. Air terikat kuat sering disebut dengan air hidart karena, air
tersebut membentuk hidrat dengan beberapa molekul lain dengan ikatan yang
bersifat ionik. Pada pengukuran kadar air bahan pangan,
air yang terukur adalah air bebas dan air teradsorbsi (Legowo, 2004). Jadi,
kadar air suatu bahan pangan merupakan gabungan dari air bebas dan air
teradsorbsi pada bahan pangan tersebut. Hubungan kadar air dan air bebas atau
aktivitas air (Aw) ditunjukkan dengan kecenderungan bahwa makin tinggi kadar
air maka semakin tinggi pula nilai Aw.
Sayuran
dan buah- buahan merupakan sumber
vitamin dan mineral. Kedua zat gizi tersebut mempunyai fungsi penting sebagai
pengatur metabolisme tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan. Sayuran dan buah-buahan
termasuk bahan yang banyak mengandung air dan berguna sebagai sumber nutrisi,
namun air yang terdapat dalam sayuran dan buah-buahan tersebut sangat
berpengaruh terhadap lama penyimpanan. Sehingga memerlukan penanganan
yang khusus untuk menentukan kadar air dalam bahan pangan agar penyimpanan
bahan pangan sesuai dengan karakteristik dan sifat dari bahan tersebut.
Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan
sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam
udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara
di sekitarnya (Wulaniriky, 2011). Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan
daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya
bakteri, kapang ,dan khamir untuk berkembang biak,sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan.(Dwijosepputro.1994).
Terdapat beberapa metode untuk analisis
kadar air, antara lain yaitu: metode pengeringan, metode destilasi dan metode
kimiawi. Metode Pengeringan / oven (thermogravimetri) digunakan untuk semua
bahan pangan kecuali produk yang mengandung komponen senyawa “volatil” atau
bahan yang mudah menguap pada pemanasan 1000C. Metode Destilasi (Thermovolumetri) digunakan
untuk bahabn yang banyak mengandung lemak dan komponen mudah menguap disamping
air. Metode digunakan untuk pengukuran kadar air pada bahan berupa cairan, tepung, madu, dan
beberapa produk kering.
Manfaat
Mengetahui
cara menentukan dan menghitung kadar air dalam bahan pangan.
Tujuan
Untuk mengetahui kadar air dalam
bahan pangan.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu cawan porselen, oven, desikator, tanur, neraca analitik dan pisau.
Sampel
yang digunakan dalam analisis bahan pangan ini yaitu ini yaitu buncis, wortel,
bawang, cabe merah, melon, semangka, pepaya dan kedelai.
Langkah
Kerja dan Metode Analisis
Sebelum
pengamatan, dilakukan pengovenan krusibel yaitu cawan porselen dikeringkan di
dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam, kemudian cawan didinginkan
dalam desikator selama 15 menit untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (a).
Sampel ditimbang sebanyak ± 5 gram dalam cawan yang sudah dikeringkan (b)
kemudian dioven pada suhu 1050C selama 5 jam. Setelah itu cawan yang
berisi sampel didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (c)
hingga berat konstan. Berat sampel dibuat sampai konstan agar
air pada bahan menguap dan hanya tersisa berat kering dari bahan itu sendiri.
Gambar 1. Diagram
alir analisis kadar air
Kadar
air dalam persen diperoleh dengan menghitung berat bahan awal-berat bahan
kering X 100 % menggunakan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data pengujian kadar air dari beberapa sampel bahan
pangan adalah sebagai berikut:
Tabel
1. Persentase Kandungan Kadar air dalam Bahan Pangan
Sampel
|
Kadar
air
|
Buncis
|
91,201 %
|
Wortel
|
86,99 %
|
Bawang
|
79,87 %
|
Cabe merah
|
81,56 %
|
Melon
|
94,57
%
|
Semangka
|
93,13 %
|
Pepaya
|
84,09 %
|
Kedelai
|
9,05 %
|
Pada praktikum kali ini yaitu tentang
penentuan kadar air terhadap beberapa sampel yaitu buncis, wortel, bawang, cabe
merah, melon, semangka, pepaya dan kedelai, dilakukan dengan metode thermogravimetri atau dengan
pengovenan, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah
pemanasan. Prinsip metode thermogravimetri
adalah mengeringkan sampel dalam oven pada suhu 1050C
sampai bobot konstan dan selisih bobot awal dan akhir dihitung sebagai kadar
air.
Berdasarkan
tabel 1 dan grafik diatas, dapat bahan pangan yang mengandung kadar air yang paling
tinggi yaitu melon dengan persentase kadar air 94,57%. Sedangkan bahan yang
memiliki kadar air paling rendah yaitu kedelai sebanyak 9,05
%. Hal ini disebabkan karena kedelai bukan termasuk jenis
sayuran ataupun buah-buahan sehingga kadar air yang diperoleh lebih sedikit
dibandingkan dengan sampel yang
lainya hal.
Bahan pangan yang
mengandung kadar air cukup tinggi, kemungkinan akan mudah rusak. Kadar air yang
tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang
biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 2000)
Perbedaan kadar air
dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan, metode dan suhu
serta proses penyimpanannya. Selain itu perbedaan dapat disebabkan karena
pengaruh alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit stabil dan karena
bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan lain ketika penyimpanan
atau ketika berada dalam desikator (Firman, 2013).
Faktor yang mempengaruhi proses
pengeringan yaitu luas permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara, kelembaban
udara, tekanan atmosfer, penguapan air, dan lama pengeringan ( Teti : 101). Pengeringan
merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan pangan
sehingga daya simpan menjadi panjang. Perpanjangan daya simpan terjadi karena
air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup. Pengeringan selain
bertujuan mengawetkan juga bertujuan mengurangi volume dan berat produk ( Teti,
106).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian kadar air dengan metode thermogravimetri
atau dengan pengovenan, dapat disimpulkan kadar air paling
tinggi terdapat pada melon dengan persentase kadar air 94,57%. Sedangkan bahan pangan yang memiliki kadar air paling rendah yaitu
kedelai sebanyak 9,05
%.
DAFTAR PUSTAKA
Anton dkk.
1989. Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: IPB
Dwijosepputro.D.1994.Dasar-dasar
mikrobiologi.Djambatan.Jakarta
Estiasih,
Teti dan Kgs Ahmadi. 2009. Teknologi Pengelolaan Pangan. PT Bumi Aksara.
: Jakarta
Legowo, Mohamad Anang. 2004. Diktat Kuliah
Analisis Pangan. Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Semarang: UNDIP
Prajnanta,
F. (2003). Agribisnis Semangka Non-biji. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudarmadji.1996.Analisa bahan hasil
pertanian.Penerbit Liberty.yogyakarta
Zainal.2013.Penentuan kadar air
dalam bahan pangan [Online]. Tersedia di: http://222.124.222.225:8080/claroline/backends/download.php?url=L1BlbmVudHVhbl9LYWRhcl9BaXIucGRm&cidReset=true&cidReq=501G5302
(Diakses pada 04 Oktober 2014)
LAMPIRAN
NO
|
Sampel
|
Cawan
a
|
Cawan + sampel
b
|
Cawan + sampel 5jam
c
|
Cawan + sampel 1jam
c
|
Cawan + sampel (pengulangan)
c
|
1
|
Buncis
|
19,6390
|
24,8430
|
20,1036
|
20.0989
|
20,0969
|
2
|
Wortel
|
20,6960
|
25,7019
|
21, 3476
|
21.3466
|
21,3469
|
3
|
Bawang
|
19.6380
|
24.6471
|
20.6496
|
20.6474
|
20.6460
|
4
|
Cabe merah
|
21.6366
|
26.7037
|
22.5760
|
22.5711
|
22.5707
|
5
|
Melon
|
20,2832
|
25,3337
|
20,5614
|
20,5588
|
20,5573
|
6
|
Semangka
|
19.8587
|
24.9690
|
20.2130
|
20.2102
|
20.2095
|
7
|
Pepaya
|
18,4849
|
23,521
|
19,1293
|
19,2858
|
19,1238
|
8
|
Kedelai
|
18,7091
|
23,7151
|
23,2599
|
23,2619
|
-
|
Perhitungan
Kadar Air
’
1.
Buncis
2.
Wortel
= 86,99%
3.
Bawang
= 79,87%
4.
Cabai
merah
= 81,56%
5.
Melon
= 94,57%
6.
Semangka
= 93,13%
7.
Pepaya
= 84,09%
8.
Kedelai
= 9,05 %
Foto
Pengamatan pada sampel Semangka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar