MIKROBIOLOGI PANGAN
PEMBUATAN
VINEGAR
I.
TEORI
Buah nanas (Ananas comosus L) merupakan buah
yang banyak tersebar di dunia, khususnya di Indonesia. Tanaman ini berasal
dari Amerika Selatan dan Hindia Barat. Tanaman nanas dapat tumbuh
diberbagai iklim dan jenis tanah Buah nanas dengan taksonominya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Divisio Spermatofita,
2)
Subdivisio Angiospermae,
3)
Kelas Monoctyldonae,
4)
Ordo Farinosae,
5)
Familia Bromeliaceae,
6)
Genus Ananas,
7)
Species Ananas comusus L.
Kandungan gizi yang
terdapat pada buah nanas :
Bahan
|
Komposisi
|
Kalori
|
52 kal
|
Protein
|
0,4 %
|
Lemak
|
0,2 %
|
Karbohidrat
|
13,7 %
|
Kalsium
|
16 mg/100 g
|
Air
|
85,3 %
|
Vitamin C
|
24 mg/100 g
|
Vitamin B1
|
0,08 mg/100 g
|
Fosfor
|
11 mg/100 g
|
Vitamin A
|
130IU/100 g
|
Besi
|
0,3 mg/100 g
|
(Muljoharjo,
M., 1984)
Sedangkan vinegar berasal
dari kata vinaigre (bahasa Perancis) yang artinya anggur yang
telah asam, merupakan suatu produk yang dihasilkan dari fermentasi bahan
yang mengandung gula atau pati diubah menjadi alkohol, yang kemudian difermentasi
lebih lanjut menjadi vinegar yang mempunyai kandungan asam asetat
minimal 4 gram/100mL. Vinegar adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan
melalui 2 tahap proses fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol
oleh khamir, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi etanol menjadi asam
asetat oleh bakteri asam asetat. Jenisjenis vinegar antara lain:
1. Cider vinegar (Apple vinegar)
Vinegar
ini
dibuat dari sari buah apel yang difermentasi sampai diperoleh kadar asam asetat
sebesar 4 gram/100mL, kadar gula reduksi maksimum 50 % dan jumlah padatan total
sebesar 1,6 %.
2.Wine Vinegar
Bahan
yang digunakan ialah sari buah anggur. Vinegar ini mengandung jumlah
padatan total lebih dari 1 gram dan abu sebesar 0,13 gram setiap 100mL. Kadar
asam asetat minimum 4 gram/100 mL.
3. Spirit/Distilled/Grain
Vinegar
Vinegar
ini
diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dengan menggunakan substrat alkohol
hasil distilasi yang telah diencerkan. Kadar asam asetat minimum 4 gram/100 mL.
4. Malt Vinegar
Vinegar
yang
diperoleh dari fermentasi tanpa melalui proses distilasi dari salt malt atau
biji-bijian yang mengandung tepung yang sebelumnya telah dikecambahkan. Seperti
vinegar lainnya, vinegar jenis ini juga mengandung asam asetat
minimum 4 gram/100 mL.
5. Sugar Vinegar
Vinegar
yang
diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dari sirop molase dengan kadar asam
asetat minimum 4 gram/100 mL.
6. Glucose Vinegar
Vinegar
yang
diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dari larutan glukosa dan dekstrosa
dengan kadar asam asetat minimum 4 gram/100mL.(Waluyo S., 1984).
Proses pembuatan vinegar
adalah dengan cara fermentasi, dimana karbohidrat yaitu pati yang terdapat
dalam bahan makanan di ubah oelh mikroorganisme dengan reaksi anaerob
menghasilkan produk asam dan etanol. Fermentasi adalah reaksi
oksidasi atau reaksi dalam system biologi yang menghasilkan energi di mana
donor dan aseptor adalah senyawa organik. Senyawa organik yang biasa digunakan
adalah zat gula. Senyawa tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi dengan
katalis enzim menjadi senyawa lain. (Fardiaz,Winarno, 1984).
Selama fermentasi alcohol berlangsung, diperlukan
sedikit oksigen yaitu sekitar 0.05-0.10 mmHg tekanan O2, yang
diperlukan oleh khamir untuk biosintesa lemak-lemak tidak jenuh dan lipid.
Jumlah oksigen yang lebih tingggi dapat merangsang pertumbuhan sel khamir,
sehingga produktivitas produksi etanol menjadi lebih rendah (Pasteur Effect).
Sari
buah-buahan Ã
mono-sakarida Ã
etanol Ã
asam asetat
anaerob
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
glukosa alkohol
(Bagan pembuatan
vinegar)
Asetifikasi
adalah proses oksidasi etanol oleh bakteri menjadi asam asetat dan air.
C2H5 + O2 CH3COOH +
H2O
etanol oksigen
asam asetat air
(Asetifikasi)
II.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara pembuatan vinegar, jenis dan karakteristik mikroorganisme yang digunakan
untuk membuat vinegar.
III.
ALAT
DAN BAHAN
Alat : parutan, pisau, blender, botol kaca, labu leher angsa
Bahan : nenas
IV.
Prosedur Kerja
V. HASIL PENGAMATAN
Dari
hasil praktikum didapatkan berat nanas 261,3 g sebagai sampel kemudian mengukur
aquades volume disamakan dengan berat sampel 261,3 ml. Sari nanas yang
didapat 500 ml sehingga dapat
memperkirakan gula pasir yang digunakan sekitar 15 % dari 500 ml yaitu 75 g.
Sari buah disimpan selama 2 minggu kemudian diamati
pada minggu ke-1 dan minggu ke-2.
Hasil pengamatan minggu ke-1 :
No
|
Pengujian
|
kadar
|
1
|
asam tartarat
|
0,044%
|
2
|
Asam asetat
|
0,035 %
|
3
|
Kadar alkohol
|
25°C = 6,94%
|
4
|
Uji organoleptik
|
Warna :kuning
kekeruhan
Tekstur :cair,encer
Rasa
:asam hambar dan kesat
Aroma
:seperti tape bercampur bau buah dan ragi
Kenampakan keseluruhan : sefase
|
Hasil pengamatan minggu ke-2 :
No
|
Pengujian
|
Kadar
|
1
|
asam tartarat
|
0,221 %
|
2
|
Asam asetat
|
0,177 %
|
3
|
Kadar alkohol
|
18°C = 5%
|
4
|
Uji organoleptik
|
Warna
:kuning pekat
Tekstur
:cair, lebih encer
Rasa
:asam kesat sedikit pahit
Aroma
:seperti tape bercampur aroma buah dan ragi
Kenampakan keseluruhan : sefase
|
Dilihat
dari persentasi yang didapat, kadar asam tartarat dan asam asetat bertambah
dari minggu ke-1 ke minggu ke-2. Serta
warna bertambah kuning, tekstur lebih encer, rasa semakin asam sedikit pahit,
dan aroma lebih menyengat seperti aroma tape.
VI. PEMBAHASAN
Vinegar
merupakan suatu produk yang dihasilkan dari fermentasi bahan yang mengandung
gula atau pati menjadi alkohol, yang kemudian
dilanjutkan dengan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam
asetat, dimana produk akhir mengandung asam asetat minimal 4gram per 100 ml
(Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Dalam bahan makanan vinegar digunakan sebagai bahan penimbul
flavor dan bahan pengawet. Vinegar
dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari yang
mengandung gula, terutama gula yang dapat difermentasi. Dalam pembuatan vinegar terdapat 3 jenis bahan baku yang
digunakan yaitu bahan kadar gula rendah, bahan kadar gula tinggi dan bahan
kadar pati tinggi.
Dalam praktikum pembuatan vinegar ini, kami menggunakan bahan baku dari buah nanas. Yang kami
gunakan yaitu sari buah yang diekstrak dari buah nanas. Buah nanas merupakan
jenis bahan baku berkadar gula rendah sehingga sebelum dilakukan fermentasi
kami menambahkan gula sebanyak 15 % dari sari buah nanas. Penambahan gula
tersebut sebagai sumber nutrisi yeast
sehingga bertujuan untuk menghasilkan vinegar
dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, definisi lain menjelaskan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal (Dirmanto, 2006).
Saccharomyces
cerevisiae adalah khamir yang berbentuk bulat yang
dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual dan berperan dalam pembuatan
bir, anggur, minuman keras, roti, dan produk-produk fermentasi lainnya.
Penambahan Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan vinegar, berfungsi untuk proses
fermentasi dalam pembentukan glukosa menjadi etanol. Pembuatan vinegar, dilakukan melalui 2 tahap
fermentasi, yaitu fermentasi karbohidrat menjadi etanol, dan selanjutnya
menjadi asam asetat.
Pada fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast Saccharomyces
cerevisiae terjadi
perombakan glukosa menjadi alkohol dan gas CO2 dengan reaksi sebagai
berikut :
cerevisiae
energi
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
+ 2 ATP
Glukosa alkohol
karbondioksida
Selanjutnya untuk oksidasi alkohol menjadi asam
asetat dan tartaratnya terjadi secara spontan. Sedangkan berdasarkan referensi,
pada umumnya fermentasi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dilakukan
dengan penambahan bakteri Acetobacter aceti. Pengoksidasi mungkin sudah
terdapat dalam buah, karena pada saat praktikum kami tidak menambahkan bakteri Acetobacter
aceti.
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata penyimpanan
sangat berpengaruh dalam pembentukan karakteristik sensori vinegar. Dimana, terjadi perubahan pada minggu ke-1 dan minggu
ke-2, meliputi warna kuning yang semula keruh menjadi kuning lebih pekat,
kekeruhan ini disebabkan oleh mikroorganisme dari sel-sel khamir liar. Selian
itu aroma tape lebih menyengat, rasanya menjadi lebih asam sedikt pahit dan
teksturnya lebih cair.
Selain itu, penyimpanan juga berpengaruh pada kadar
asam dan kandungan alkohol yang terdapat dalam vinegar. Lama
fermentasi akan mempengaruhi produk fermentasi yang dihasilkan. Waktu
fermentasi yang terlalu pendek akan menghasilkan produk yang sedikit karena
substrat tidak seluruhnya terdegradasi sedangkan waktu fermentasi yang lama, asam asetat akan teroksidasi
menjadi karbondioksida dan air (Soeharto, 1986).
Untuk menguji kandungan asam yang terkandung dalam vinegar, kami melakukan titrasi dengan
larutan NaOH dan indikator phenolftalein . Berdasarkan hasil
pengamatan, kadar asam tartarat dan asam asetat bertambah dari minggu ke-1 ke
minggu ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa proses fermentasi yang lama menghasilkan
kandungan asam lebih banyak. Berdasarkan teori semakin lama fermentasi maka
asam yang dihasilkan akan lebih banyak (Yuliani, 2003). Proses terjadinya
penurunan pH dapat terjadi dari awal fermentasi diakibatkan terbentuknya
asam-asam selama proses fermentasi berlangsung.
Sedangkan untuk kadar alkohol vinegar terjadi penurunan dari
C (minggu ke 1) menjadi
(minggu ke 2). Karena pada saat fermentasi
pembentukan asam asetat, terjadi perubahan etanol menjadi asam asetat melalui
pembentukan asetaldehid sehingga ketika
menjadi cuka / asam, kandungan alkohol
yang terdapat dalam vinegar menjadi
hilang.
VII. KESIMPULAN
1.
Vinegar
merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses fermentasi. Pembuatan vinegar dari sari buah nanas, dilakukan
melalui 2 tahap fermentasi, yaitu fermentasi karbohidrat menjadi etanol, dan
selanjutnya menjadi asam asetat.
2.
Proses fermentasi pembentukan alkohol,
menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae yang berfungsi untuk merombak glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2.
3.
Penyimpanan sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakteristik sensori vinegar
buah nanas. Penyimpanan juga berpengaruh pada kadar asam dan kandungan
alkohol yang terdapat dalam vinegar.
Kadar asam tartarat dan kadar asam asetat bertambah dari minggu ke 1 sampai
minggu ke 2. Sedangkan kandungan alkohol berkurang, karena terjadi perubahan
etanol menjadi asam asetat pada saat fermentasi pembentukan asam asetat.
Sumber:
Anonim.2013. Froduk Fermentasi Buah (Anggur, Cider Dan Vinegar). [Online]. Tersedia:
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/PRODUK-FERMENTASI-BUAH-ANGGUR-CIDER-DAN-VINEGAR.pdf
[22
Maret 2014]
Anonim,2010.Asam
Asetat,[Online]. Tersedia: http://bagasvanirawan.wordpress.com/2010/07/20/pembuatan-asam-asetat/
[22 Maret 2014]
Buckle, K. A. (2010). Ilmu Pangan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Juwita, Ratna.2012. Studi Produksi Alkohol Dari Tetes Tebu (Saccharum
Officinarum L) Selama Proses Fermentasi.[Online]. Tersedia:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1563/skripsiiiiiiiiiiiii.PDF?sequence=1[22
Maret 2014]
Kwartiningsih, Endang.2005. Fermentasi Sari Buah Nanas Menjadi
Vinegar.[Online], Vol. 4. No. 1. 10 Juni 2005 : 8 –
12. Tersedia:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar