Makna Cinta Kepada Allah
Apakah yang dimaksud cinta kepada Allah ? Cinta kepada Allah yaitu
hendaknya Allah SWT yang paling dicintai dari semua manusia melebihi
dirinya, kedua orang tuanya, dan semua yang dimilikinya.
Mengapa Kita harus Mencintai Allah ?
Ada beberapa hal mendasar yang mengharuskan kita mencintai Allah SWT, di antaranya yaitu :
- Karena Allah SWT berkata tentang orang-orang yang dicintai-Nya : “Katakanlah : “JIka kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran [3]:31)
- Karena Allah SWT yang telah menciptakan kita semua dari tidak ada, lalu Dia menyempurnakan penciptaan kita dan memberikan anugerah dengan berbagai keutamaan melebihi orang-orang yang diberi keutamaan, di antaranya dengan kenikmatan Islam. Allah SWT pun memberikan reziki yang teramat banyak kepada kita tanpa kita meminta-Nya dan Dialah yang memiliki surga sebagai balasan amal-amal, sebagai pemberian dan keutamaan, ini merupakan keutamaan yang awal dan akhir.
- Rasulullah SAW berdoa agar mencintai Allah SWT. Dan beliau SAW adalah teladan kita, jika demikian halnya maka kitapun harus mencari cinta Allah SWT sebagai wujud itibak dan peneladanan kita kepada beliau SAW : “Ya Allah, aku memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu dan cinta terhadap amalan yang akan mendekatkanku kepada cinta-Mu”. HR. Al-Tirmidzi.
Tanda-Tanda Cinta Allah Kepada Hambanya
Ketahuilah, semoga Allah senantiasa merahmati kita semua, sesungguhnya
segala sesuatu itu memiliki tanda, demikian pula halnya kecintaan Allah
kepada hambanya pun memiliki tanda-tanda di antaranya :
- Ber-itibak (mengikuti) kepada Rasulullah SAW. Hal ini merupakan sebuah kewajiban bagi kita sebagai Umat Rasulullah SAW. Siapa saja yang paling mengikuti syariat Rasulullah SAW maka dia adalah orang yang paling taat kepada Allah SWT dan paling mendapatkan cinta dan ampunan dari-Nya.
- Banyak mengamalkan amalan-amalan sunnah seperti shalat Sunnah, Puasa Sunnah, Haji Sunnah, Sedekah Sunnah dll. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah SWT berfirman : “Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan Sunnah sampai Aku mencintainya”. HR. Bukhari
- Penerimaan penduduk bumi terhadapnya dan mereka mencintainya. Hal ini di karenakan apabila Allah SWT mencintai seorang hamba maka Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk meletakkan penerimaan terhadapnya di muka bumi, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah menyeru kepada Malaikat Jibril bahwasanya Allah mencintai fulan (seseorang) maka cintailah dia ‘lalu Malaikat Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit ‘Sesungguhnya Allah mencintai-nya, kemudian diletakkan penerimaan kepadanya pada seluruh penghuni bumi.” HR. Bukhari.
Macam-Macam Cinta Kepada Allah
Cinta merupakan amalan hati yang bisa menjadi sebuah ibadah atau justru
kemaksiatan. Oleh karena itu, para ulama membagi cinta menjadi beberapa
macam :
- Ibadah yaitu cinta yang merupakan bagian dari sebuah ibadah yang agung yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah SWT. Hal ini adalah mencintai Allah SWT dan mencintai semua yang dicintai-Nya. Dalilnya adalah : Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintainya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah [2] : 165)
- Syirik yaitu cinta kepada selain Allah SWT yang disertai ketundukan dan pengagungan terhadap yang dicintainya yang hal tersebut tidak layak diberikan kecuali hanya kepada Allah SWT semata. Dalilnya adalah firman Allah SWT : “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah ; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. (QS. Al-Baqarah [2] : 165).
- Kemaksiatan yakni seperti kecintaan kepada kemaksiatan-kemaksiatan, cinta kepada bidah dan pelakunya serta cinta kepada perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nur [24] : 19).
- Cinta Tabiat, seperti kecintaan kepada kedua orang tua, kepada anak-anaknya, keluarganya dll. Yang hal ini merupakan tabiat setiap manusia. Maka hal ini dibolehkan oleh Allah SWT. Allah berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga). QS. Ali Imran [3] : 14).
Larangan Mencintai Melebihi Cinta Kepada Allah
Telah kita ketahui bersama tentang cinta yang merupakan tabiat manusia,
yang Allah SWT jelaskan dalam QS. An Nisa [4] : 14, dan hal tersebut
dibolehkan oleh-Nya namun hal itu disyaratkan apabila cinta tersebut
tidak sampai melebihi cinta kepada Allah. Apabila ia lebih mengutamakan
cinta tabiat dari pada cinta Allah maka hal ini terlarang. Allah SWT
berfirman : “Katakanlah : “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
Istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawitiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu
sukai adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. “Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik. (QS. At-Taubah [9] : 24).
Ayat di atas menunjukkan kecintaan kepada mereka itu boleh dalam batasan tertentu, dan hal itu bukan cinta ibadah. Namun, jika hal tersebut melebihi cintanya kepada Allah maka hal itu akan menjadi sebab mendapatkan siksa. Dari sini kita mengetahui seseorang yang meremehkan perintah-perintah Allah dan mengutamakan perintah orang tuanya, hal ini menunjukkan kecintaannya kepada mereka jauh lebih besar dari pada cintanya kepada Allah SWT.
Sesungguhnya setiap orang yang beriman mendambakan cinta Allah dan banyak di antara umat Rasulullah SAW yang mengaku cinta kepada Allah SWT. Cara untuk mendapatkan cinta Allah telah kami paparkan dengan uraian yang singkat di atas, di antaranya dengan itibak (mengikuti) Rasulullah SAW dan memperbanyak amal-amal sunnah. Barang siapa diantara kita besar itibaknya kepada Rasulullah SAW dan banyak melakukan amalan-amalan sunnah maka cinta Allah akan didapatnya. Semoga sedikit penjelasan ini bermanfaat untuk memperoleh cinta Allah SWT.
Ayat di atas menunjukkan kecintaan kepada mereka itu boleh dalam batasan tertentu, dan hal itu bukan cinta ibadah. Namun, jika hal tersebut melebihi cintanya kepada Allah maka hal itu akan menjadi sebab mendapatkan siksa. Dari sini kita mengetahui seseorang yang meremehkan perintah-perintah Allah dan mengutamakan perintah orang tuanya, hal ini menunjukkan kecintaannya kepada mereka jauh lebih besar dari pada cintanya kepada Allah SWT.
Sesungguhnya setiap orang yang beriman mendambakan cinta Allah dan banyak di antara umat Rasulullah SAW yang mengaku cinta kepada Allah SWT. Cara untuk mendapatkan cinta Allah telah kami paparkan dengan uraian yang singkat di atas, di antaranya dengan itibak (mengikuti) Rasulullah SAW dan memperbanyak amal-amal sunnah. Barang siapa diantara kita besar itibaknya kepada Rasulullah SAW dan banyak melakukan amalan-amalan sunnah maka cinta Allah akan didapatnya. Semoga sedikit penjelasan ini bermanfaat untuk memperoleh cinta Allah SWT.
Sumber : http://sajadahmuslimku.blogspot.com/2014/04/hakikat-cinta-kepada-allah-swt.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar